Berhasil Lulus 3,5 Tahun demi Banggakan Keluarga

Rabu, 23 April 2025 menjadi hari yang tak terlupakan bagi Krisna Dwi Cahya. Mahasiswa Program Studi D-IV Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini resmi menyandang gelar sarjana terapan setelah menempuh pendidikan hanya dalam waktu 3,5 tahun.

Prestasi itu menjadi bentuk tekadnya untuk membanggakan keluarga, khususnya sang kakak yang selama ini menjadi sosok penting dalam perjalanan pendidikannya.

Lelaki asal Gresik ini menuturkan, sejak awal kuliah ia sudah memiliki tekad kuat untuk menyelesaikan studi lebih cepat dari waktu normal. Hal ini bukan semata-mata karena ingin cepat lulus, tetapi karena ia memahami betul perjuangan sang kakak yang rela membiayai kuliahnya dan memberinya tempat tinggal selama berada di Surabaya.

“Sejak masuk kuliah, saya sudah nge-planning buat lulus cepet, karena saya juga sempet gap year, setidaknya harus tepat waktu empat tahun. Motivasi lainnya juga kakak saya yang selama ini membiayai kuliah jadi saya ingin cepat selesai supaya bisa cepet kerja dan bantu keluarga, dan selama kuliah juga saya tinggal dengan kakak, saya asalnya Gresik dan kakak saya kerja di Surabaya, jadi saya ikut dia,” katanya.

Tekad itu akhirnya menemukan jalannya ketika Program Studi D-IV K3 Unusa membuka program percepatan studi untuk mahasiswa yang memenuhi kriteria akademik dan administratif. Tanpa ragu, Krisna mendaftarkan diri dan bersyukur namanya masuk dalam daftar mahasiswa yang bisa melakukan jalur fast  track tersebut. Melalui program ini, ia diperkenankan untuk mulai menyusun skripsi lebih awal.

“Waktu itu saya langsung ambil kesempatan. Alhamdulillah saya memenuhi syarat, salah satunya saya bisa mengkonversi nilai KKN saya, jadi saya bisa magang lebih awal. Waktu itu waktu liburan semester enam, dimana harusnya memang kita libur, disitu saya magang. Alhamdulillah juga saya bisa menyusun skripsi lebih awal,” ungkapnya.

Namun, menyelesaikan kuliah dalam waktu singkat bukan perkara mudah. Selama kuliah, ia aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Tentunya, manajemen waktu jadi hal utama yang ia perlu perhatikan.

“Organisasi memberi saya banyak pelajaran, mulai dari komunikasi, kerja tim, sampai manajemen waktu. Justru karena berorganisasi, saya jadi semakin termotivasi untuk disiplin. Yang penting tahu prioritas, kalau saya itu sering nge-set alarm dan pengingat tiap ada tugas atau kegiatan,” ujar anak dari pasangan Almarhum Joko Santoso dan Ispani itu.

Tak hanya aktif berorganisasi, Krisna juga berhasil menorehkan prestasi membanggakan di luar kampus. Ia pernah meraih Juara 1 dalam Lomba Video Inovasi K3 yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur. Kemenangan tersebut menjadi salah satu pencapaian yang memperkuat semangatnya untuk terus berkembang di bidang yang ia geluti.

“Waktu ikut lomba itu, saya merasa tantangannya besar. Tapi saya anggap itu sebagai ajang untuk menguji pemahaman saya tentang K3. Alhamdulillah dari lomba itu juga bisa saya konversi untuk lulus cepat,” jelasnya.

Kini, setelah berhasil menyelesaikan studinya, pria kelahiran 5 November 2001 itu memiliki harapan besar untuk bisa segera terjun ke dunia kerja dan mengabdikan diri di bidang K3.

“Buat saya, ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan baru. Saya ingin membalas semua kebaikan kakak dan keluarga saya dengan menjadi pribadi yang bermanfaat,” ucapnya. (Humas Unusa)