Lulus dengan Beasiswa Penuh dan Waktu Tempuh 3,5 Tahun

TIDAK semua orang memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi, apalagi menjadi sarjana pertama dalam keluarga. Namun hal itu berhasil diwujudkan oleh Rizka Amirul Sofia, wisudawan Program Studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), yang resmi diwisuda setelah menuntaskan studinya hanya dalam waktu 3,5 tahun.

Rizka bukan hanya berhasil menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari masa studi, tetapi juga menempuh seluruh proses perkuliahannya dengan beasiswa penuh dari KIPK (Kartu Indonesia Pintar Kuliah). Pencapaian tersebut menjadi wujud nyata dari tekad kuat dan keyakinan yang terus Rizka tanamkan sejak di bangku SMA.

“Waktu awal masuk SMA, saya sudah punya impian buat lanjut kuliah. Tapi awalnya sempat ragu, terus, waktu tetangga ngasih tahu soal beasiswa KIP di Unusa, saya langsung cari informasi dan meyakinkan orang tua bahwa saya bisa melanjutkan kuliah dengan bantuan beasiswa. Alhamdulillah, saya diterima sebagai penerima beasiswa KIPK,” ungkap lulusan SMK Barunawati Surabaya itu.

Semangat Rizka tidak surut selama menjalani masa kuliah. “Bisa kuliah itu kan jadi rasa syukur tersendiri dan jadi kesempatan emas buat saya, dan saya tidak ingin melewatkan itu dengan sia-sia, sebisa mungkin kita harus nge-push diri buat terus berkembang,” ucap perempuan kelahiran 29 Juli 2001 itu.

Dalam perjalanan akademiknya, Rizka juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan D4-K3.

Anak dari pasangan Sugito dan Rasmi Aziz ini mengakui, menjadi mahasiswa dengan tanggung jawab ganda—belajar dan berorganisasi—tidak selalu mudah. Namun dengan manajemen waktu yang baik dan dukungan dari lingkungan kampus yang ramah dan suportif, ia mampu menjalaninya. Bahkan, ia kerap menjadi motivator bagi teman-temannya yang merasa putus asa dalam proses kuliah.

“Bagi saya, kuliah itu bukan cuma soal dapat gelar, tapi bagaimana kita bisa membangun diri dan membangun masa depan kita,” katanya.

“Ayah saya kerja di salah satu ekspedisi, ibu saya seorang ibu rumah tangga, tapi do’a dan dukungan penuh dari mereka membuat saya punya keinginan tinggi dan Alhamdulillah bisa menggapai impian saya menjadi sarjana,” imbuh Rizka.

Kisah Rizka ini telah membuktikan pada dunia bahwa keterbatasan bukanlah menjadi penghalang bagi seseorang untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Melalui ketekunan, usaha keras, serta doa, Johar yang merupakan seorang anak petani dari sebuah desa kecil berhasil menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dicapai di dunia. (Humas Unusa)