INGIN kembali ke tanah kelahiran, itulah niat mulia Nadia Hidayati, satu dari 17 dokter tersumpah Unusa, Kamis (20/2). Besar dan dilahirkan di Amuntai, Kalimantan Tengah, pada 3 Desember 1998, putra dari bapak Samsudin ini menempuh pendidikan di FK Unusa, hingga menyandang gelar dokter selama 6 tahun.
“Alhamdulillah Nadia bisa mewujudkan mimpi masuk FK dan jadi dokter,” ujar gadis asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Nadia patut berbangga. Pasalnya, untuk bisa mewujudkan mimpinya menjadi seorang dokter, Nadia harus rela meninggalkan tanah kelahirannya, Palangkaraya. Seorang diri, Nadia merantau ke Surabaya demi menimba ilmu di FK Unusa.
“Dapat info dari teman yang kuliah di FK Unusa. Awalnya sempat ragu karena bagaimana pun juga saya ingin kuliahnya nggak jauh-jauh, sekitaran sini (Palangkaraya) saja kalau bisa,” jelas Nadia.
Namun karena FK Unusa yang memiliki basic sebagai kampus dengan latar belakang agama yang kuat, Nadia mulai ‘tergoda’. Apalagi setelah berdiskusi dengan kedua orang tua, Nadia kian memantapkan hati kuliah di FK Unusa.
“Orang tua awalnya juga keberatan karena saya harus ke Jawa ya. Apalagi saya anak perempuan. Tapi karena FK Unusa itu kampus dengan basic agama yang kuat, orang tua akhirnya mendukung,” tutur Nadia.
Nadia tak menampik jika di Surabaya ada banyak FK yang bisa dijadikan tempat menimba ilmu. Namun Nadia lebih condong memilih FK Unusa. Dengan bermodal keyakinan yang kuat, Nadia mampu menjalankan tes ujian masuk FK Unusa.
“Alhamdulillah akhirnya Nadia bisa diterima di FK Unusa,” tukasnya.
Usai menggenggam gelar dokter, nantinya Nadia ingin kembali ke tanah kelahirannya untuk mengabdikan diri. Apalagi kawasan Kalimantan masih kekurangan tenaga kesehatan.
“Masih minim ya (jumlah tenaga kesehatan). Saya ingin ilmu yang sudah saya peroleh selama kuliah di FK Unusa, saya implementasikan di tanah kelahiran, membantu masyarakat di sini,” tandasnya. (***)
English

