Surabaya – Program pemerintah Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk seluruh masyarakat Indonesia resmi dilaksanakan secara serentak di seluruh Puskesmas di Indonesia, Senin (10/2). Cek kesehatan gratis ini dimaksudkan untuk mengubah paradigma masyarakat terkait kesehatan.
Mulanya yang berpikir mengobati, menjadi mencegah untuk terjangkit dari segala penyakit. Lantaran tindakan pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati. Dalam peresmian program tersebut, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno juga turut mengunjungi Puskesmas Jagir Surabaya, guna memastikan program tersebut berjalan lancar.
Dia menyebutkan bahwa penerima manfaat dari program tersebut yakni seratus persen, seluruh rakyat Indonesia. Mulai dari bayi hingga dewasa. “Setidaknya menjangkau 281 juta warga Indonesia, dan ini adalah kado ulang tahun dari negara untuk semua warga negara Indonesia,” ungkapnya.
Pratikno menuturkan bahwa cek kesehatan ini bisa dilakukan di seluruh Puskesmas untuk anak usia 0-6 tahun dan 18 tahun ke atas. Sedangkan untuk usia 7-17 tahun dilakukan di sekolah, mulai tahun ajaran baru 2025/2026. “Jika di dalam hasil pemeriksaan ditemukan hal-hal yang harus diwaspadai, jika perlu perawatan lebih lanjut maka akan dirujuk ke fasilitas kesehatan setingkat lebih tinggi dari Puskesmas,” imbuhnya.
Selain itu, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) juga turut andil dalam kunjungan tersebut. Program Manajer Penguatan Manajemen dan Implementasi Program Gizi di Provinsi Jawa TImur, Rizki Amalia turut mendampingi Menko PMK dalam kunjungannya. Sebagaimana peran Unusa bersama Unicef dalam mengedukasi masyarakat mengenai gizi, pendampingan PMT (pemberian makanan tambahan, red) lokal, pelatihan bagi bidan dan nutrisionis, hingga percepatan penanganan stunting di Jawa Timur.
Oleh karenanya, dengan mengetahui gizi yang dibutuhkan oleh tubuh juga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh. Sehingga, saat melakukan cek kesehatan kemungkinan menerima hasil tes dengan kondisi sakit akan lebih rendah. Namun hal ini juga perlu diikuti dengan lingkungan yang sehat pula. (Humas Unusa)