Dosen Unusa Tekankan Pentingnya Gaya Hidup Sehat untuk Cegah dan Kelola Hipertensi

Surabaya – Hipertensi atau tekanan darah tinggi dikenal sebagai “si pembunuh senyap” karena sering kali tidak menunjukkan gejala pada penderitanya. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Umdatus Soleha, SST., M.Kes., Dosen Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) sekaligus Direktur Akademik & Kemahasiswaan. Menurutnya, banyak penderita baru menyadari kondisi hipertensinya setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah atau mengalami komplikasi serius.

“Sebagian besar kasus hipertensi, yaitu sekitar 90%, merupakan hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya. Sisanya adalah hipertensi sekunder yang disebabkan oleh faktor seperti penggunaan hormon estrogen, penyakit ginjal, dan hipertensi terkait kehamilan,” jelasnya.

Ia menambahkan, hipertensi kini tidak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga usia muda akibat kombinasi faktor genetik, fisiologis, lingkungan, dan perilaku. “Pola hidup tidak sehat, seperti konsumsi garam berlebihan, obesitas, kurang olahraga, merokok, hingga stres, menjadi faktor risiko yang bisa dikendalikan untuk mencegah hipertensi,” ujarnya.

Dr. Umdatus menekankan pentingnya gaya hidup sehat sebagai upaya pencegahan dan pengelolaan hipertensi. “Rajin memeriksa tekanan darah, menjaga pola makan, berolahraga teratur, tidur cukup, serta menghindari rokok adalah langkah awal untuk hidup lebih sehat. Penderita hipertensi yang menjalankan pengaturan diri dengan baik dapat menjaga tekanan darah tetap terkontrol dan menghindari komplikasi,” terangnya.

Ia juga mengingatkan bahwa pemahaman terhadap penyakit ini sangat penting. “Ada lima poin utama yang harus dipahami penderita, yaitu identitas penyakit, penyebabnya, dampaknya, durasi penanganan, dan pengendalian. Selain itu, pengelolaan emosi menjadi bagian penting karena stres dapat memicu lonjakan tekanan darah,” ungkap Dr. Umdatus.

Selain peran tenaga kesehatan, dukungan keluarga, terutama anggota keluarga yang tinggal serumah, sangat berpengaruh dalam membantu penderita menjalani pengelolaan penyakit secara positif. “Dukungan keluarga bisa menjadi motivasi bagi penderita untuk tetap menjalankan gaya hidup sehat dan pengobatan secara konsisten,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan tentang bahaya komplikasi hipertensi seperti stroke, gangguan penglihatan, gagal ginjal, dan penyakit jantung. “Dengan pengaturan diri yang baik dan gaya hidup sehat, komplikasi tersebut dapat dicegah,” pungkasnya. (***)