Surabaya – Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP, Muhammad Thamrin Hidayat, mengkritisi relevansi beberapa materi pembelajaran yang masih diajarkan di Sekolah Dasar (SD) saat ini. Dalam pandangannya, sejumlah materi sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, terutama di era digital yang memungkinkan akses informasi begitu mudah.
“Banyak materi pembelajaran yang sebenarnya sudah tidak relevan dengan kebutuhan anak-anak sekarang. Sebagai contoh, menulis tegak bersambung untuk siswa kelas 2 SD, apakah itu masih diperlukan?” ujar Thamrin.
Ia juga menyoroti pentingnya reformasi kurikulum agar lebih relevan dengan kebutuhan nyata. “Dulu, tulisan yang bagus memang penting, misalnya untuk pekerjaan seperti juru tulis atau klerk. Namun, sekarang kita punya komputer, semua bisa ditulis dan dicetak tanpa memerlukan keterampilan menulis manual yang rumit,” tambahnya.
Thamrin mengusulkan agar materi pembelajaran lebih diarahkan pada keterampilan hidup yang mendukung perkembangan kognitif, psikomotorik, dan kreativitas siswa.
“Anak-anak bisa diajari memasak, bercocok tanam, membuat kerajinan tangan, atau bahkan keterampilan bengkel sederhana. Ini lebih bermanfaat dibandingkan topik yang sudah ketinggalan zaman,” jelasnya.
Ia juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi guru dalam memenuhi tuntutan pembelajaran berbasis kognitif tingkat tinggi (C4) dengan materi yang kurang relevan.
“Sulit sekali menerapkan model problem-based learning pada topik seperti menulis tegak bersambung. Apa masalah nyata yang bisa dipecahkan dari topik ini?” tanya Thamrin.
Sebagai penutup, Thamrin mendorong para pakar pendidikan untuk lebih progresif dalam menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan zaman.
“Kita harus memastikan anak-anak mempelajari sesuatu yang benar-benar bermanfaat untuk kehidupan mereka kelak, bukan sekadar melestarikan tradisi lama yang sudah kehilangan relevansi,” pungkasnya. (Humas Unusa)