Surabaya – Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia terutama di Provinsi Jawa Timur. Menurut data dari Dinas Kesehatan Surabaya menyebutkan bahwa sebanyak 184 anak di Kota Surabaya dinyatakan terkena DM sepanjang tahun 2022 dan bertambah 4 anak diawal tahun 2023. Salah satu penyebab utamanya adalah pola makan yang tidak sehat, terutama konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) yang berlebihan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami pentingnya pembatasan konsumsi GGL guna mencegah risiko terkena diabetes melitus.
Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, sebuah Tim Prodi S1 Gizi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) baru-baru ini mengadakan program edukasi mengenai pembatasan gula, garam, dan lemak yang dilakukan di SMA Khadijah Surabaya. Program ini merupakan project kegiatan yang didanai oleh PT.Nutrifood Indonesia dan bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa-siswi mengenai bahaya konsumsi GGL yang berlebihan serta memberikan langkah-langkah praktis dalam mengatur pola makan yang sehat.
Menurut St.Haryantin, selaku student educator, konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah secara signifikan. Sementara itu, konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi, yang juga berhubungan erat dengan risiko terkena diabetes 7 tipe 2.
“Konsumsi lemak berlebih yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di tubuh, memperburuk kondisi metabolik, dan meningkatkan risiko obesitas. Oleh karena itu, pembatasan konsumsi GGL ini harus menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang dapat mencegah diabetes sejak dini,” ujarnya.
Dalam sesi edukasi yang diadakan, siswa-siswi kelas 3 SMA Khadijah Surabaya diberikan informasi mengenai cara-cara sederhana untuk mengurangi asupan GGL, seperti mengganti kebiasaan minuman manis, mengurangi konsumsi makanan olahan yang mengandung banyak garam, dan memperbanyak asupan makanan yang mengandung serat, seperti sayur dan buah.
Selain itu, siswa-siswi juga diajak untuk memahami mitos dan fakta makanan yang mempengaruhi kesehatan serta harus lebih memperhatikan label nutrisi pada kemasan makanan dan minuman yang mereka beli. Mereka diberikan contoh bagaimana cara memilih produk dengan kadar gula, garam, dan lemak yang lebih rendah, serta mengganti pilihan makanan yang lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Program ini tidak hanya sekedar edukasi saja namun juga terdapat kegiatan skrining gizi diawal kegiatan. Skrining ini dilakukan dengan pengukuran antropometri meliputi Tinggi badan, Berat Badan, Tekanan darah, Lingkar pinggang dan pengecekan status gizi menggunakan website NUtrimeta.id. Selain itu mereka juga melakukan pengecekan gula darah puasa bagi siswa-siswi yang berisoko obesitas.
Berlangsung sejak 16 Oktober hingga 16 November 2024, program ini tidak hanya melibatkan mahasiswa gizi saja, tetapi juga melibatkan dosen gizi Unusa, siswa-siswi kelas 3 SMA KhadijahSurabaya, Pihak Sekolah SMA Khadijah Surabaya.
Melalui program ini, kami berharap siswa-siswi lebih sadar akan pentingnya pola makan sehat dan tidak terjebak dengan mitos atau informasi yang salah mengenai makanan. Kami juga berharap kegiatan ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan remaja yang lebih sehat dan teredukasi tentang pentingnya pola makan yang baik. Dengan begitu, risiko penyakit seperti diabetes bisa dicegah sejak dini. (***)