Masuk Unusa, Tiara To Rasakan Indahnya Perbedaan

Surabaya – Tiara To, nampak berbeda ketika acara pengukuhan mahasiswa baru (maba) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Senin (9/9) di Dyandra Convention Center.

Bedanya, sebagian besar maba perempuan berkerudung namun tidak dengan Tiara. Perempuan asal Bajawa, Nus Tenggara Timur (NTT) itu memang berbeda. Beda karena dia adalah Katolik sehingga tidak berkerudung, sementara Unusa adalah kampus NU yang notabene adalah Islami.

Tapi, bukan sebuah masalah bagiTiara maupun Unusa. Walau Unusa kampus NU tapi terbuka bagi siapa saja tanpa memandang suku, ras dan agama.

Itulah yang dirasakan Tiara. Tiara yang menjadi mahasiswa S1 PG PAUD ini tidak merasa dibedakan dan tidak merasa adanya perbedaan. Kelahiran 24 April 2004 itu memang awalnya mengaku ragu, tapi ternyata keraguannya tidak terbukti.

“Semua sama, tidak ada yang berbeda. Bedanya saya tidak pakai kerudung, gitu saja. Saya ingin juga merasakan bagaimana bergaul dengan teman yang mayoritas agamanya berbeda dengan saya dan ternyata seru juga. indahnya perbedaan,” kata Tiara.

Tiara mengaku memilih Unusa karena dikenalkan oleh saudaranya yang lulusan Unusa. “Kakak saya lulusan PGSD dan sekarang sudah jadi kepala sekolah di NTT,” tambahnya.

Dia merasa tertantang untuk mengetahui Unusa lebih dalam. Lulus SMA anak pertama dari dua bersaudara pasangan Maxensius Betu dan Anita Suryani Milla mengetahui Unusa sudah terakreditasi Unggul. “Semakin yakin untuk masuk sini (Unusa,red),” tukasnya.

Tiara mengaku awalnya ingin masuk jurusan perawat. Tapi, keluarga menyakinkan dia untuk memasukkan jurusan guru terutama untuk PAUD. “Karena di daerah saya masih membutuhkan banyak guru. Saya ikuti saja,” ungkapnya. (***)