Mojokerto – Program Brave! yang digelar oleh Global Engagement Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Genus Unusa) melakukan kunjungan budaya dan wirausaha pesantren di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet, Mojokerto serta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah (STIES) RIyadlul Jannah yang juga turut dibawah naungan Ponpes Riyadlul Jannah, Selasa (27/8).
Dalam kunjungan ini, para peserta program Brave diperkenalkan dengan kehidupan dan budaya pesantren di Indonesia. Mereka mendapatkan pemahaman mendalam mengenai sistem pendidikan pesantren yang tidak hanya fokus pada pembelajaran agama, tetapi juga menyediakan kesempatan bagi para santri untuk menempuh pendidikan tinggi. Salah satu keunggulan dari pesantren di Indonesia adalah kemampuannya dalam menggabungkan studi agama dengan pendidikan formal, memungkinkan para santri untuk kuliah sambil mondok.
Pada kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) antara Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Syariah (STIES) Riyadlul Jannah Pacet merupakan langkah strategis dalam memperkuat sinergi di bidang pendidikan dan pengembangan mahasiswa. Dr. Ubaidillah Zuhdi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEBTD) Unusa, serta Agus Zain, Lc., M.E., selaku Wakil Ketua 3 Bagian Kemahasiswaan STIES Riyadlul Jannah, berperan penting sebagai penanda tangan kesepakatan tersebut.
Kerjasama ini mencerminkan komitmen kedua institusi dalam mengembangkan potensi akademik dan non-akademik para mahasiswa. MoU dan MoA yang ditandatangani ini tidak hanya menjadi simbol kesepakatan formal antara kedua lembaga, tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih mendalam dan berkelanjutan di masa depan.
Lebih lanjut, para peserta juga dikenalkan dengan berbagai program wirausaha yang dijalankan di pesantren. Program ini bertujuan untuk melatih para santri agar memiliki keterampilan kewirausahaan yang bisa mereka manfaatkan di masa depan. Pesantren Riyadlul Jannah, khususnya, dikenal dengan berbagai program inovatif yang mendukung santri dalam mengembangkan usaha mandiri.
Kepala Subdit Kerjasama dan Alumni, Syiddatul Budury, S.Kep.Ns., M.Kep., menyampaikan bahwa kunjungan ini adalah bagian dari upaya Unusa untuk memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia kepada dunia internasional. “Kami berharap para peserta program Brave dapat membawa pengalaman dan pengetahuan mengenai kewirausahaan dan budaya pesantren di Indonesia ke negara asal mereka,” ujarnya.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para peserta program Brave yang merasa terkesan dengan budaya pesantren serta semangat kewirausahaan yang ditanamkan di dalamnya. Mereka juga mengapresiasi keunikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya memperkuat ilmu agama tetapi juga mengasah berbagai skill untuk mencetak generasi yang memiliki daya saing tinggi.
Melalui kegiatan ini, Genus Unusa terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan pendidikan yang inklusif dan berorientasi global, sekaligus melestarikan nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal. (Humas Unusa)