NUtrimeta.id, Kemudahan Deteksi Status Gizi dan Pra Sindrom Metabolik

SAAT ini, Indonesia dihantui dengan triple burden masalah gizi. Yakni kondisi di mana remaja merupakan kelompok rentan yang mengalaminya.

Seiring dengan perubahan pola hidup, remaja tidak hanya berhadapan dengan status gizi kurus dan sangat kurus, bahkan prevalensi remaja dengan obesitas terus meningkat.

Selain itu, remaja masih dihadapkan dengan masalah gizi pendek dan sangat pendek. Permasalahan gizi yang dihadapi remaja berkaitan juga dengan sindrom metabolik. Pra sindrom metabolik ditandai dengan adanya obesitas sentral, hipertensi, gula darah yang tinggi.

Saat ini remaja yang mengalami obesitas sentral sebesar 31 persen. Pemeriksaan status gizi dan pre metabolik sindrom pada remaja perlu dilakukan secara rutin dan berkala untuk deteksi dini masalah gizi.

Seiring dengan perkembangan digital, Program Studi S1 Gizi Unusa meluncurkan sebuah aplikasi berbasis web bertajuk “Nutrimeta.id” yang dapat digunakan untuk deteksi status gizi dan pre metabolik sindrom pada remaja. Aplikasi ini cukup mudah digunakan dan tidak berbayar. Aplikasi ini akan mempermudah remaja berusia 10-18 tahun untuk melakukan deteksi status gizi dan pre metabolik sindrom secara mandiri.

Setelah berhasil mendaftar pada aplikasi nutrimeda.id, remaja hanya perlu memasukkan data tinggi badan dan berat badan untuk deteksi status gizi. Aplikasi secara otomatis akan memunculkan status gizi remaja yang perhitungannya sudah disesuaikan dengan IMT/U menurut Kemenkes RI. Selain status gizi, remaja dapat mengakses deteksi pre metabolik sindro pada aplikasi ini.

Data yang diperlukan cukup mudah, yaitu remaja hanya perlu memasukkan ukuran lingkar pinggang atau tekanan darah. Maka, remaja dapat mengetahui apakah dia mengalami pre metabolik sindrom atau tidak.

Aplikasi ini dikembangkan dengan harapan remaja dapat secara mudah melakukan deteksi status gizi dan pre metabolik sindrom, sehingga bisa dilakukan secara rutin dan berkala secara mandiri. Saat deteksi dini dilakukan, maka intervensi terhadap permasalahan gizi pada remaja dapat dilakukan sedini mungkin. (***)

Catur Wulandari, S.ST., M.Gizi – Dosen S1 Gizi, Fakultas Kesehatan