Dosen dan Mahasiswa FKK Unusa Ajak Ibu Membuat Menu Bayi dan Balita

Sidarjo – Lima dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengajak para ibu di Desa Wage, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo untuk membuat makanan sehat bagi bayi dan balita. Kegiatan berlangsung di kantor desa setempat pada Jumat (14/6) kemarin.

Lima dosen FKK Unusa yang menginisiasi kegiatan ini adalah Annif Munjidah, Elly Dwi Masita dan Uke Maharani Dewi, Hinda Novianti dan dr Lini Delina. Mereka dibantu dua mahasiswa kebidanan yakni Siti Nurhaliza dan Sefi Prisya Chilla.

Pengabdian masyarakat dengan judul Peningkatan literasi dan peran keluarga dalam pemberian makan bayi dan balita (PMBA) itu mendapat respon dari ibu dan kader setempat.

Annif Munjidah selaku ketua Tim Pengabdian masyarakat mengatakan ide pembuatan menu sehat bagi bayi dan balita ini bermula dari keinginan kader di desa itu.

“Mereka sudah sering kali mendapatkan edukasi tentang menu sehat bagi bayi dan balita. Namun mereka belum pernah mendapatkan praktik bagaimana membuat atau mengolah menu sehat itu secara langsung. Jadi kami membuat itu supaya para ibu tidak bosan,” kelas Annif, Senin (10 Juni 2024).

Sebanyak 24 ibu, 5 kader posyandu dengan didampingi oleh bidan desa sangat antusias. “Mereka jadi tahu bagaimana mengolah menu makanan sehat itu,” tambah Annif.

Tidak sekadar memasak, namun hasil masakan itu dilombakan. Para ibu semakin terlihat bersemangat agar bisa menang.

Penilaian menu bayi dan balita hasil kreasi ibu-ibu Desa Wage, Sidoarjo. DUTA/ist

“Memasak menu itu bukan asal. Mereka sebelumnya harus memasak berdasarkan studi kasus. Misalnya bayi usia enam bulan dengan berat badan 6,2 kilogram DNA panjang 70 cm, menu pertama yang bagus buat bayi itu apa saja. Mereka masak menu itu dan disajikan serta dipresentasikan,” jelasnya.

Sebelumnya para dosen dan mahasiswa situ memberikan edukasi tentang menu dan bahan yang dibutuhkan bayi dan balita sesuai dengan kondisi masing-maisng. “Dari pendahuluan itu para ibu bisa memahami dan mereka dengan lancar bisa membuat menu sehat bagi bayi dan balita,” tuturnya.

Di kegiatan ini para ibu mendapatkan pengalaman secara langsung dalam memilih, mengolah dan menyajikan makanan anak khususnya makanan pendamping ASI (MPASI) yang terbagi menjadi tiha jenis, yakni makanan lumat untuk anak usia 6-8 bulan, makanan cincang untuk 9-11 bulan dan makanan keluarga untuk anak usia di atas 12 bulan.

Dengan kegiatan ini diharapkan di desa itu tidak akan ada bayi dan balita yang mengalami stunting atau kekurangan gizi. Karena orang tua terutama ibu sudah bisa memberikan menu mahakan bergizi bagi bayi dan balitanya khususnya yang berusia di bawah dua tahun. (***)