Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) sampai saat ini tetap konsisten melahirkan para mahasiswa berprestasi. Dengan dukungan penuh dan bimbingan langsung yang dilakukan, sederet prestasi mampu diraih. Dalam prosesnya, terbentuklah jiwa kompetisi dan daya saing di kepribadian setiap mahasiswa Unusa.
Di tahun 2024 yang baru berjalan 3 bulan, sederet prestasi baik level nasional maupun internasional berhasil ditorehkan mahasiswa Unusa. Di antaranya mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat atas nama Angelita Nimas Yuniar yang berhasil meraih juara 2 lomba motion challenge di Musyawarah Wilayah 3 ISMKMI yang diselenggarakan Universitas Diponegoro, hingga tim mahasiswa D3 Keperawatan yang berhasil memperoleh medali silver di ajang Global Youth Invention and Inovation Fair 2024 tingkat internasional.
“Sebenarnya sudah banyak kompetisi yang diikuti mahasiswa dan tinggal menunggu pengumuman (pemenangnya),” ujar Dr Umdatus Soleha, SST., M.Kes, Direktur Akademik Kemahasiswaan dan Perpustakaan Unusa, Senin (18/3).
Umdatus melanjutkan, pihak kampus selalu memberikan dukungan penuh kepada setiap mahasiswa yang berlaga di kompetisi, karena dengan mahasiswa mengikuti kompetisi sejatinya dalam rangka untuk mengembangkan potensi yang dimiliki mahasiswa.
“Kompetensi mahasiswa nantinya bisa ditingkatkan melalui kompetisi yang diikuti,” tukas Umdatus.
Ada pun salah satu bentuk dukungan tersebut yakni menggelar pelatihan kepada para mahasiswa yang akan mengikuti kompetisi.
Umdatus menegaskan sudah menjadi kewajiban bagi setiap mahasiswa untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan, sehingga saat di kampus mahasiswa tidak hanya belajar secara akademik.
“Dengan mengikuti kegiatan kemahasiswaan, diharapkan mahasiswa ini akan mempunyai softskill dan kemampuan kolaborasi yang baik, punya kemampuan berkomunikasi yang baik. Jadi tidak melulu kuliah,” terangnya.
Umdatus menuturkan setiap mahasiswa Unusa diupayakan untuk mengikuti kompetisi. Bahkan Unusa mempunyai regulasi yang menyebutkan bahwa setiap mahasiswa wajib atau pernah berpartisipasi dalam event yang minimal berskala nasional.
“Jadi tidak ada satu mahasiswa pun yang tidak berkegiatan karena itu akan masuk penilaian transkrip kegiatan kemahasiswaan. Semakin rajin mahasiswa mengikuti kegiatan maka nilai KUM (Kartu ujian mahasiswa) nya semakin tinggi,” tandasnya.
Umdatus menegaskan dengan sering melibatkan mahasiswa dalam kegiatan kompetisi diharapkan akan dapat melahirkan lulusan berdaya saing tinggi yang sesuai kebutuhan dunia kerja. (***)