Surabaya – Program studi (prodi) S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memiliki mata kuliah muatan lokal yakni Praktik Keperawatan Komunitas Pesantren.
Karena itu, semua mahasiswa wajib menempuh mata kuliah itu. Salah satunya mahasiswa S1 Keperawatan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) semester satu.
Mereka harus menjalani mata kuliah itu selama dua minggu mulai 20 November hingga 1 Desember 2023 lalu di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya.
Penanggungjawab Mata Kuliah Keperawatan Keluarga dan Komunitas, FKK Unusa, Rusdianingsih mengatakan selama dua minggu itu, mahasiswa diharuskan melakukan pengkajian tentang masalah-masalah kesehatan prioritas yang dijumpai di pondok pesantren yang dikunjungi khususnya di asrama putra.
Masalah yang banyak ditemukan itu adalah angka kejadian merokok yang sangat banyak. Juga ditemukan risiko penyakit TBC. Serta terkait prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Juga banyak risiko adanya kecelakaan para santri misalnya terjatuh dan sebagainya.
“Masalah itu kami temukan setelah dilakukan pengkajian itu. Wawancara santri, pengamatan dan sebagainya,” tutur Rusdianingsih.
Setelah masalah-masalah itu ditemukan, baru mahasiswa itu melakukan intervensi sesuai dengan masalah yang ada serta kebutuhan para santri di pondok itu.
Hal yang dilakukan misalnya dengan mengedukasi santri tentang bahaya merokok. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat. “Mengajari santri bagaimana menjaga kesehatan di pondok,” tuturnya.
Selain itu, mahasiswa mengajarkan bagaimana memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan pada santri di pondok.
“Pelatihan kegawatdaruratan. Itu penting karena pertolongan pertama itu menentukan. Karenanya harus benar cara penanganannya,” tutur Rusdianingsih. (***)