Surabaya – Dosen Prodi S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Jauharotur Rihlah, S.Pd., M.Pd meminta orang tua selama menjalankan School From Home (SFH) tidak menyuruh anak belajar, namun mengajak untuk bermain agar dapat menunjang enam aspek motorik anak.
Rihlah menjelaskan anak usia dini akan menolak jika disuruh untuk belajar tapi jika disuruh untuk bermain mereka akan senang. Dalam permainan yang dilakukan itu dapat membantu serta menunjang enam aspek seperti perkembangan anak usia dini seperti aspek nilai agama dan moral, aspek fisik dan motorik, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek sosial-emosional dan aspek seni.
“Dengan cara bermain ini, anak akan lebih mudah untuk belajar, jadi anak tidak akan bosan saat harus belajar di rumah,” jelas Rihlah, Sabtu (24/4).
Selain itu, permainan yang dilakukan tidak harus menggunakan alat yang mahal namun dapat menggunakan beberapa benda yang ada di sekitar. “Media daun yang jatuh, orang tua bisa mengajarkan cara berhitung kepada anak,” ucapnya.
Dari sini orang tua dituntut untuk kreatif dalam memberikan permainan yang dapat menunjang enam aspek motorik anak ini. “Anak akan merasa bermain sambil belajar,” ungkap Rihlah.
Sudah sebulan lebih anak menjalani SFH, Rihlah menilai jika perkembangan belajar anak akan berbeda saat belajar di rumah serta di sekolah. “Kalau di sekolah guru memberikan peraturan untuk mandiri, tidak jarang orang tua seakan memberikan perhatian lebih sehingga anak ini tidak mandiri,” ucapnya. (sar/rud humas)