Tekuni Pencak Silat Karena Nilai Budaya dan Filosofinya

Surabaya – Karakter. Poin yang diperhatikan Cindy Nailiyah Sabila ketika memilih untuk menekuni satu olahraga. Bukan hanya karakter dari olahraga itu, namun bagaimana olahraga itu bisa membentuk dirinya.

Bagi Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) itu pencak silat adalah olahraga yang tepat baginya. Menurutnya seni bela diri asli Indonesia ini menjadi sara dalam membentuk karakter, disiplin, juga rasa percaya diri. 

“Dari pencak silat saya belajar tentang pentingnya kerja keras, ketekunan, dan bagaimana menghadapi kegagalan dengan sika yang positif,” bebernya.

Seni bela diri ini sudah ia tekuni sejak duduk di kelas satu sekolah menengah pertama (SMP). Menurutnya perpaduan antara teknik bela diri dengan nilai budaya dan filosofi yang kuat menjadi daya tarik tersendiri dari pencak silat. Mengajarkan cara bertarung merupakan hakikat dari olahraga bela diri.

Namun membentuk sikap hormat, tata krama juga pengendalian diri merupakan nilai lain yang diajarkan dalam olahraga bela diri, khususnya pencak silat. Gadis kelahiran 2004 itu juga menuturkan bahwa gerakan pencak silat begitu khas, mengutamakan kelincahan , keseimbangan, keindahan gerak, juga strategi. “Jadi punya ciri unik yang tidak dimiliki seni bela diri lain,” imbuhnya. 

Sejak menekuni pencak silat, Cindy telah mengikuti setidaknya 20 kejuaraan baik regional maupun nasional. Dirinya berhasil membawa pulang medali lebih dari setengah kejuaraan yang dia ikuti. “Ada 12 kejuaraan yang dapat juara,” ujarnya.

Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Nahdlatul Ulama (NU) 2023 jadi kejuaraan yang paling berkesan baginya karena bertemu banyak orang penting disana. Salah satunya Gubernur Jawa Timur, Khofifah.

Meskipun sudah lama menekuni pencak silat, rasa khawatir tidak terhindarkan dalam perjalanan karir atletnya. Takut gagal, takut mengecewakan hingga cedera terus membayangi Cindy. Namun, semua itu harus dihadapi dengan ketekunan dan kerja keras.

Tahun ini, gadis yang mengidolakan Wewey Witu itu mengikuti dua kejuaraan yakni Piala Walikota Surabaya dan Kanjuruhan Fighter Competition 2. Padatnya latihan tidak membuatnya kewalahan, managemen waktu yang dia terapkan cukup baik. Sehingga semua sudah tertata dengan rapi.Menjaga komitmen dan tekun dalam memilih sesuatu menjadi nilai yang penting untuk dijaga, sehingga keberhasilan akan turut menyertai.(Humas Unusa)