EcoChic di KMI Expo, Bisnis Berkelanjutan dari Sampah Daun

Magelang – Unggul di bidang akademik memang menjadi tujuan utama dari semua mahasiswa. Namun mampu berkembang, mengenali diri sendiri dan berinovasi jadi harapan perguruan tinggi dalam memberikan pengalaman kepada mahasiswanya. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), terus mengupayakan mahasiswanya untuk bisa berkembang secara akademik maupun non akademik.

Dengan memberikan wadah bagi mahasiswa jadi salah satu cara dalam memberikan fasilitas. Memiliki jiwa berwirausaha, sudah dikenal jadi salah satu poin yang dimiliki mahasiswa UNUSA. Lewat Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisantek) para mahasiswa dapat menyalurkan ide wirausaha mereka.

EcoChic menjadi tim UNUSA yang lolos seleksi nasional P2MW, sehingga lolos untuk maju Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo 2025 di Universitas Tidar Magelang. Tim yang terdiri dari empat mahasiswa prodi manajemen dan akntansi ini mengusung konsep slow fashion. Mengedepankan dampak kuat bagi lingkungan dan masyarakat, yang mana juga turut mendukung poin 12 Sustainable Development Goals (SDGs).

Hamidati Khoirinnisa, Diva Divya El Muhafidh, Wizarotu Shofwa dan Randy Budi Setiawan secara kompak akan berkompetisi dengan 265 Universitas lain di KMI Expo 2025 yang berlangsung hari ini hingga 21 November mendatang. “Untuk mengikuti KMI Expo kami mempersiapkan beberapa hal utama,” ujar Hamidati.

Mulai dari penyempurnaan model bisnis, kurasi produk yang akan dibawa, hingga penyusunan materi presentasi dan pitch deck. Serta pelatihan intensif bagi para mahasiswa dalam public speaking, pitching dan cara menjawab pertanyaan juri secara tepat. 

Mentor EcoChic, Rachma Rizqina Mardhotillah, S.T., M.MT., menuturkan bahwa perjalanan mereka untuk menghadirkan produk yang mengedepankan poin keberlanjutan bukan hal yang mudah. “Saya bantu mengarahkan model bisnis yang realistis dan visioner. Mengkritisi kualitas produk, melatih pitching mereka, dan memastikan keberlanjutan usaha pasca program P2MW,” tegasnya.

Rachma berpesan dalam memulai sebuah usaha, perlu adanya keberanian. Mahasiswa bisa memulai dari masalah sederhana di sekitar, tanpa perlu menunggu modal besar atau ide sempurna. 

“Kewirausahaan memberi ruang untuk berkarya, mandiri dan memberi dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat. Jika kalian punya kemauan, peluang selalu bisa diciptakan. Terpenting dari tiu, jangan hanya mengejar penghargaan. Bangun karakter sebagai entrepreneur yang gigih, inklusif, dan bertanggung jawab, karena itu yang akan bertahan dalam jangka panjang,” pungkas dosen Manajemen UNUSA itu.(Humas Unusa)