JAM KOSONG di sela-sela perkuliahan umumnya digunakan mahasiswa untuk mengisi perut kosong maupun istirahat. Begitu juga yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama’ Surabaya (Unusa). Di sekitar kampus, aneka jajanan pedagang kaki lima hadir menjadi pelengkap makan siang mahasiswa. Mulai dari jajanan gurih, manis, pedas, hingga menyegarkan.
Beberapa diantaranya pasti sudah tidak asing di telinga mahasiswa Unusa. Sebut saja Ayam Geprek Geprekin yang banyak diburu, terutama karena paket hemat lima belas ribu plus es teh. Cilor Maklor khas Bandung, jajanan kenyal gurih yang cocok dinikmati sambil menunggu pergantian jam perkuliahan. Tidak kalah populer, Bakso Pak Yanto seharga sepuluh ribu per porsi yang seringkali menjadi tujuan makan siang mahasiswa. Selain menyediakan bakso sebagai menu utama, Pak Yanto juga menyediakan es blewah dan es campur sebagai pendamping menyantap bakso.
Masih ada seblak dan cilok sebagai cemilan pengganjal dari beberapa pedagang keliling yang juga jadi favorit mahasiswa. Ada pula Sempol Nando, dan yang terakhir, es teh jumbo sebagai minuman pelengkap dahaga. Beragam jajanan, makanan dan minuman di atas memiliki harga yang ramah kantong. Terlepas dari hal tersebut, bukan berarti jajanan di atas bisa terus-terusan menjadi konsumsi harian. Bagaimanapun, jajanan di atas termasuk makanan cepat saji.
Tips sederhana memulai kebiasaan baik untuk perut, misalnya membawa air putih pribadi, mengurangi frekuensi bumbu tambahan dan tingkat kepedasan. Membawa bekal makanan dari rumah atau kos. Berburu jajanan kaki lima memang tidak akan bisa lepas dari salah satu kegiatan mahasiswa. Tidak ada salahnya untuk mengkonsumsi jajanan kaki lima, selama dinikmati dengan bijak, tahu batas, dan memahami sinyal tubuh. (Humas Unusa/Zhw)
English

