Surabaya – Jelang Wisuda ke 20 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), para calon wisudawan diberikan sosialisasi terkait Tracer Study pagi (11/9) ini di Auditorium Lantai 9. Hal ini berkaitan dengan pemetaan lulusan Unusa yang nantinya juga akan berdampak pada perbaikan kurikulum hingga pemeringkatan kampus di QS World University Rankings.
Bukan hanya sosialisasi, namun adapula Talkshow bersama alumni Unusa dan Psikolog yang membantu para calon wisudawan untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. Seperti tips saat melakukan interview hingga berbagi pengalaman setelah lulus kuliah oleh para alumni.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor 3 drg. Umi Hanik M.Kes., menuturkan sebagai calon alumni para calon wisudawan dipercaya telah memiliki kemampuan dan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. “Kiprah alumni itu bukan hanya soal pencapaian individu, tapi kontribusi pada masyarakat dan dunia industri,” ungkapnya.
Menurutnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memasuki dunia kerja. Pertama, perlunya memiliki pengetahuan dan kemampuan di dunia industri yang sesuai dengan kebutuhan industri. Lalu kemampuan beradaptasi, serta membangung jejaring. “Baik sesama profesi maupun lintas profesi guna menunjang karir,” bebernya.
Komitmen Unusa dalam membantu para lulusan dengan selalu mencarikan informasi terkait networking untuk studi lanjut serta dunia kerja. “Kami berharap kalian bisa menjadi duta Unusa yang baik, untuk tetap menjaga dan menjalin hubungan yang baik dengan kampus dan alumni,” tutur drg. Umi.
Psikolog dan Trainer ECC, Riri Hapsari menjelaskan dalam sesi talkshownya bahwa berdasarkan data dari World Economic Forum 2024, sekitar 92 juta pekerjaan akan digantikan oleh AI. Hal ini otomatis menjadi tantangan dan peluang baru, yang mana kita harus bisa beradaptasi dengan segala kemajuan serta akan muncul 170 pekerjaan baru.
Menurutnya berdasarkan riset dari ecc.co.id ada 10 future skills yang perlu dipersiapkan sejak sekarang. Pertama komunikasi, yakni mampu bersikap asertif dalam menyampaikan ide dengan sikap yang baik, dalam hal ini kemampuan public speaking dibutuhkan juga.

Kemudian ada teamwork, analytical thinking, problem solving, dan work ethic and integrity. “Work ethic and integrity ini menjadi topik hangat di dunia kerja, dengan tampil outstanding yang tetap mengedepankan etika,” imbuhnya.
Selain itu adaptability, leadership, attention to detail, negotiation dan work independence juga penting. jika bisa menguasai soft skills tersebut maka kita akan bisa terus tumbuh dalam dunia kerja.
Riri juga memberikan tips saat melakukan interview kerja, yakni dengan teknik STAR. Artinya situation, task, action dan result. Di mana kita menjelaskan situasi yang dihadapi, tugas apa yang dikerjakan, kemudian cara kita dalam mengatasinya, serta hasil akhirnya. Melalui metode ini kita bisa menggambarkan kekurangan kelebihan dan kekurangan kita, karena mampu menggambarkan situasi yang dihadapi dan cara kita mengatasinya.
Sementara itu alumni Unusa Ahmad Muthoharun dan Azizatur Rofi’ah berbagi pengalaman mereka. Baik dalam dunia kerja maupun cara mereka lanjut studi magister. (Humas Unusa)