MENIMBANG antara lanjut studi S2 atau bekerja seringkali menjadi dilema bagi tiap fresh graduate. Setiap individu memiliki preferensi yang berbeda dan keputusan antara bekerja atau melanjutkan S2 terlebih dahulu bergantung pada tujuan jangka panjang, kondisi keuangan, serta kapasitas pribadi.
Nuzulul Husnul, alumni gizi Unusa, bercerita mengenai pemilihannya untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 di balik pilihan untuk lanjut bekerja. Meskipun ia memiliki opsi untuk langsung memasuki dunia kerja setelah lulus, ia merasa bahwa melanjutkan pendidikan akan memberikan peluang lebih besar dalam karir dan pengembangan diri. Baginya, S2 bukan sekadar gelar, tetapi juga investasi jangka panjang yang akan membantunya menjadi lebih kompeten.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1 pada September 2023, ia memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang S2 setelah jeda sekitar 11 bulan. Lulusan S1 Gizi Unusa ini memilih Program Magister Ilmu Gizi yang linier dengan studinya sebelumnya.
Dorongan utama dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 berasal dari harapan orang tua serta keinginannya sendiri untuk meningkatkan kompetensi. Dengan dukungan penuh dari keluarga, baik secara moral maupun material, ia semakin termotivasi untuk mengejar pendidikan lebih tinggi.
“Awalnya saya memang masih bingung untuk lanjut sekolah atau bekerja setelah lulus, tapi orang tua saya memberi wejangan untuk lanjut S2, karena mereka juga berharap anaknya bisa menempuh pendidikan lebih tinggi. Tapi lanjut S2 ini juga jadi keinginan saya untuk meningkatkan kompetensi di bidang gizi,” cerita perempuan kelahiran 12 Desember 2000 itu.
Ia pun memiliki harapan besar setelah menyelesaikan studi S2, yaitu mampu memperoleh keahlian yang lebih mendalam di bidang gizi serta memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui penelitian dan pengabdian.
“Bisa dibilang keputusan ini adalah keputusan kombinasi dari dorongan orang tua dan keinginan saya. Saya sendiri juga ingin bisa membanggakan orang tua dari apa yang mereka inginkan untuk saya,” ungkapnya.

Nuzulul juga turut menceritakan perbedaan antara kuliah S1 dengan S2. “Walaupun masih berjalan baru di semester awal, perbedaannya sangat berasa. Kalau saat S1 itu lebih fokus memahami dasar dan teori, jadi saya juga masih punya kesempatan untuk bergabung di beberapa organisasi. Kalau S2 fokus ke penelitian dan pemecahan masalah yang kompleks, jadi S2 itu juga lebih terstruktur untuk studi dan diskusi ilmiah,” tuturnya.
Semasa menempuh pendidikan S1 di Unusa, ia aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan kemahasiswaan. Ia bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ritmanusa. Kontribusinya juga terlihat dalam beberapa kali kepanitiaan peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) 2022 yang diselenggarakan oleh Prodi Gizi Unusa.
Nuzulul menambahkan bahwa beban akademik di jenjang S2 jauh lebih menuntut dibandingkan S1, karena mahasiswa diharapkan mampu berpikir kritis, mengembangkan metode penelitian, serta menyusun karya ilmiah yang dapat berkontribusi dalam bidang akademik dan profesional.
“Saat S1, kita lebih banyak menerima materi dari dosen, mengikuti ujian, dan melakukan tugas-tugas individu atau kelompok. Sedangkan di S2, kita lebih aktif dalam mencari referensi, melakukan riset, dan berdiskusi dengan dosen serta sesama mahasiswa untuk menemukan solusi atas suatu permasalahan. Pendekatan belajarnya lebih mandiri dan menuntut keterampilan analisis yang lebih dalam,” tambahnya.Saat ditanya mengenai rencana karir ke depan, Nuzulul mengaku belum memiliki gambaran pasti dan untuk sementara masih ingin fokus menyelesaikan studi S2. Ia ingin menyerap sebanyak mungkin ilmu dan pengalaman sebelum menentukan langkah berikutnya dalam karir profesionalnya. “Saat ini yang penting saya fokus dulu menyelesaikan S2, kedepannya belum tau apakah akan lanjut jadi dosen atau fokus di nutrisionis, doakan saja yang terbaik hehe,” tutupnya pada sesi wawancara siang itu. (Humas Unusa/Ns)
English

