Surabaya – Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Fakultas Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat kembali torehkan prestasi, kali ini dalam kancah internasional. Lutfiana Fitra Audina hadiri konferensi internasional bertema “Santri: Sebagai Role Model Peradaban Start Up Global”. Kegiatan ini berlangsung sejak Senin (9/5) sampai Jumat (23/5) di tiga negara sekaligus. Yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Pada wawancaranya, Lutfiana mengatakan bahwa partisipasinya dalam konferensi yang diikuti merupakan kali pertamanya mengikuti forum pada tingkat internasional. “Saya sendiri tidak mengira bisa mengikuti konferensi ini. Dan ternyata saya bisa seperti mereka yang bersaing di dunia internasional, meskipun masih banyak yang perlu dipelajari,” ujar Lutfiana.
Lutfiana memaparkan hasil tulisannya yang berjudul “Krisis Ilmu Kontemporer di Pondok Pesantren Konvensional: Antara Maalise Intelektual dan Ancaman”. Mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat itu menegaskan bahwa, fokus dalam karyanya adalah mengapa ilmu-ilmu kontemporer di pondok pesantren konvensional harus diintegrasikan.
Menjawab dari karya yang dia angkat, pada dasarnya dunia global tidak hanya membutuhkan ilmu konvensional, namun juga membutuhkan ilmu kontemporer. “Jika santri sudah bisa dalam ilmu kontemporer, maka dia juga bisa bersaing di dunia global. Terlebih dalam dunia start up,” ringkasnya.

Selama proses persiapan, terdapat beberapa tantangan khusus, yakni dari segi biaya. Lutfiana mengaku, bahwa belum bisa mendapatkan pendanaan penuh karena merupakan pengalaman pertama. “Terlepas dari itu, keluarga melihat usaha saya dan mendukung untuk terus melanjutkan kegiatan ini,” ucap perempuan asal Situbondo tersebut.
Pengalaman ini menginspirasi Lutfiana untuk terlibat lebih jauh. Saat ini, ia terpilih menjadi mentor International Conference Santri Mendunia (ICSM) batch 3. Dirinya berkomitmen membantu mahasiswa lain agar dapat merasakan pengalaman serupa. “Saya sudah menawarkan dan memfasilitasi teman-teman mahasiswa Unusa untuk ikut batch berikutnya. Saya yakin manfaatnya bukan hanya sesaat, tetapi akan tertanam dalam diri mereka,” tuturnya.
Lutfiana berharap semakin banyak santri serta mahasiswa Indonesia yang berani tampil dalam forum internasional. “Program ini membuktikan bahwa santri dan mahasiswa bisa bersaing bukan hanya di tingkat nasional, melainkan internasional,” tutup Lutfiana. (Humas Unusa/Zhw)
English

