Lihat Penderitaan Ibu Sakit, Ingin Jadi Caregiver yang Baik

INI pengalaman paling membekas yang menjadi motivasi untuk berprestasi. Itulah yang dilalui oleh Satrio Dwimeidita Rifqi, mahasiswa Program Studi Keperawatan Unusa yang diwisuda Rabu, 23 April 2025 lalu. Satrio berhasil menyelesaikan studinya hanya dalam waktu 3,5 tahun, di tengah tantangan hidup yang luar biasa berat.

Dalam balutan toga dan senyum penuh haru, Satrio mengenang perjuangannya yang dipenuhi duka dan pengorbanan besar.

Satrio menuturkan bahwa gelar sarjana keperawatan yang diraihnya bukan hanya sebuah pencapaian akademik, namun juga wujud pembuktian kepada kedua orang tuanya yang telah tiada. Ia sempat berada di titik terendah ketika ayahnya meninggal dunia, membuatnya hampir memutuskan untuk berhenti kuliah.

“Saya sempat kehilangan arah, rasanya ingin menyerah. Tapi saya ingat, alasan utama saya masuk keperawatan adalah untuk orang tua saya. Terutama ibu, yang menderita karena ketidak tahuan keluarga dalam merawat orang sakit. Ibu meninggal karena kanker serviks. Dari situlah saya termotivasi untuk mendalami dunia kesehatan,” ungkap Satrio dengan mata berkaca-kaca.

Kepergian sang ibu saat ia masih duduk dibangku Kelas 2 SMP meninggalkan luka mendalam, sekaligus menjadi titik awal tekadnya untuk menjadi tenaga kesehatan yang mampu memberikan pertolongan awal bagi orang-orang di sekitarnya. Namun, kehilangan ayah menyusul di tengah perjalanan kuliahnya membuatnya kembali terpukul. (Humas Unusa)