Makna Idul Fitri: Kembali ke Fitrah, Menguatkan Silaturahmi

HARI Raya Idul Fitri bukan sekadar hari kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Lebih dari itu, Idul Fitri mengandung makna spiritual yang mendalam: kembali ke fitrah, kembali kepada kesucian hati dan jiwa.

Kata fitri dalam Idul Fitri bermakna “fitrah” atau “asal kejadian”. Setelah ditempa oleh lapar, dahaga, dan latihan kesabaran selama Ramadan, umat Muslim diharapkan kembali menjadi pribadi yang lebih bersih, rendah hati, dan penuh kasih terhadap sesama. Inilah esensi utama dari Idul Fitri: transformasi diri menuju kebaikan yang hakiki.

Idul Fitri juga menjadi momen untuk memperkuat jalinan silaturahmi. Tradisi saling bermaafan dan berkumpul bersama keluarga bukan hanya sekadar rutinitas tahunan, melainkan simbol penting dari semangat persaudaraan dan kepedulian sosial. Melalui ucapan “mohon maaf lahir dan batin”, kita diajak untuk membuka hati, melepas ego, dan menyambung kembali hubungan yang mungkin sempat renggang.

Selain itu, Idul Fitri menjadi ajang untuk berbagi kebahagiaan, terutama dengan mereka yang membutuhkan. Zakat fitrah yang ditunaikan menjadi simbol nyata solidaritas sosial, agar setiap orang bisa merasakan sukacita di hari yang mulia ini.

Dengan demikian, makna Idul Fitri bukan hanya terletak pada perayaan dan kemeriahan, tetapi juga pada kedalaman spiritual, kemurnian niat, serta kepedulian terhadap sesama. Semoga Idul Fitri kali ini benar-benar menjadi titik awal yang baru untuk hidup yang lebih damai, bersih, dan penuh berkah.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 2025! (Humas Unusa)