Surabaya – Laboratorium Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali mencetak prestasi membanggakan dengan berhasil lolos dalam ajang Karya Inovasi Laboran (Kilab) 2024. Keberhasilan ini diraih melalui inovasi yang luar biasa, yaitu pengembangan manekin ramah lingkungan yang diberi nama “Bayi Ramah Lingkungan.”
Manekin ini dirancang untuk mendukung kegiatan praktik persalinan yang dilakukan oleh mahasiswa program studi (Prodi) Keperawatan dan Kebidanan di Unusa. Inovasi ini memiliki nilai tambah yang signifikan karena menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.
Ketua tim, Qoidatun Ni’mah, menjelaskan bahwa bahan utama yang digunakan adalah kayu pinus dan kain blacu, yang diisi dengan dakron sebagai material pendukung.
“Jadi, bahan yang digunakan ini menggunakan bahan ramah lingkungan seperti kayu pinus dan kain blacu yang diisi dakron, sehingga manekin bayi ini bisa dengan mudah digunakan untuk praktik persalinan,” ungkapnya.
Manekin ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktikum secara fungsional. Dengan menggunakan bahan alami seperti kayu pinus, manekin ini memiliki daya tahan yang baik, sementara kain blacu memberikan tekstur yang nyaman dan aman untuk digunakan mahasiswa dalam simulasi persalinan. Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus memberikan kontribusi pada upaya pelestarian lingkungan.
Qoidatun mengaku selama ini praktik persalinan menggunakan manekin berbahan silikon. “Bahan silikon tersebut kurang lentur sehingga proses persalinan mengalami kesulitan dan harus menggunakan gell,” terangnya.
Dengan model manekin yang kurang sesuai menyebabkan persalinan tidak dapat dilakukan dengan presisi, sehingga diperlukan modifikasi.
“Melihat kondisi itu kami melakukan penelitian dan berinovasi untuk mengembangkan manekin bayi bahan silikon menjadi manekin BARANG (Bayi Ramah Lingkungan) ini,” terangnya.
Upgrading Manekin Barang ini memiliki bahan dari kayu pinus yang memang dengan mudah didapatkan. Dimana bahan ini digunakan untuk membuat kepala manekin bayi yang akan digunakan untuk praktik.
Sedangkan tubuhnya manekin bayi tersebut berbahan kain blacu yang memang memiliki karakter kain lembut. Ditambah adanya dakron yang diisikan ke dalam tubuh manekin.
“Sehingga seperti boneka jadi mudah dibawa dan lebih lentur saat digunakan untuk praktik persalinan,” bebernya.
Dengan inovasi ini, Qoidatun berharap bisa memberikan manfaat banyak terlebih dalam dunia laboratorium praktik persalinan. (***)