Unusa Gelar Kuliah AI Seri ke-3: Fokus pada Peran AI dalam Interaksi Manusia

Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan wawasan terkini di bidang teknologi dengan kembali menggelar kuliah Artificial Intelligence (AI) seri ke-3. Acara ini digelar di Auditorium Tower Kampus B Unusa, Senin (25/11), dengan menghadirkan Ainun Najib, seorang ahli IT sebagai pembicara utama.

Tema yang diangkat kali ini adalah “Penggunaan AI untuk Memperbaiki Human Interaction”, yang relevan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan masyarakat modern.

Dalam pemaparannya, Ainun Najib membahas berbagai potensi yang dimiliki AI dalam memperbaiki cara manusia berinteraksi, baik dalam konteks sosial, pekerjaan, maupun layanan publik. Ainun menjelaskan bahwa AI, jika digunakan secara bijak, dapat menjadi asisten yang andal dalam menjembatani kebutuhan manusia dengan teknologi.

“AI memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal lebih cepat dan lebih mudah, terutama dalam meningkatkan kualitas komunikasi dan interaksi dengan sesama manusia,” ujarnya.

Meski demikian, Ainun menekankan bahwa AI memiliki keterbatasan, terutama dalam hal menggantikan kreativitas dan empati. Menurutnya, dua elemen ini adalah aspek yang sangat manusiawi dan sulit ditiru oleh mesin.

“AI memang canggih, tetapi ia tidak memiliki rasa, tidak memiliki jiwa. Kreativitas dan empati adalah keunggulan yang tetap menjadi milik manusia,” tambahnya.

Ainun juga menjelaskan empat tahapan penting yang harus diperhatikan dalam mendesain interaksi yang melibatkan AI:

  1. Set the Right Expectations – Pengguna harus memberikan arahan yang jelas dan spesifik agar AI dapat menghasilkan respons yang sesuai dengan kebutuhan.
  2. Mindful of Nuances and Context – Interaksi dengan AI harus memperhatikan norma dan konteks yang berlaku, sehingga tetap relevan dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
  3. AI Can and Will Be Wrong – Meskipun teknologi AI terus berkembang, ia tetap tidak luput dari kesalahan. Karena itu, pengguna harus siap mengevaluasi dan mengoreksi hasil yang dihasilkan oleh AI.
  4. Continuous Improvement – Interaksi dengan AI bersifat dinamis dan akan terus berkembang seiring dengan waktu dan pembelajaran dari pengalaman pengguna.

Ditambahkan, Ainun menekankan bahwa pentingnya memanfaatkan teknologi secara bertanggung jawab, dengan tetap menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

Para peserta tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga diajak untuk berdiskusi tentang bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk menciptakan manfaat yang lebih luas, tanpa melupakan dampak sosial yang mungkin ditimbulkan.

Melalui kuliah AI seri ke-3 ini, Unusa kembali mempertegas posisinya sebagai salah satu institusi pendidikan yang responsif terhadap perkembangan teknologi. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi di Indonesia mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan terus berupaya memberikan kontribusi nyata dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten di era digital. (Humas Unusa)