Surabaya – Himpunan Mahasiswa Ners Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan workshop bertajuk “Implementasi SDKI, SLKI, SIKI dalam Pelayanan Keperawatan di Era Transformasi Digital Kesehatan”, Rabu (22/10). Acara ini menghadirkan narasumber ahli, Sartika Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep., yang berpengalaman di bidang keperawatan, khususnya dalam penerapan standar pelayanan keperawatan di Indonesia.
Workshop ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para mahasiswa keperawatan dan praktisi mengenai pentingnya pemahaman dan penerapan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dalam praktik keperawatan sehari-hari, terutama dalam konteks transformasi digital di bidang kesehatan.
Dalam paparannya, Sartika Wulandari menjelaskan bahwa era transformasi digital membawa perubahan besar dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk di sektor kesehatan. Pelayanan keperawatan, sebagai bagian integral dari sistem kesehatan, juga harus mengikuti perkembangan teknologi untuk dapat memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, dan efisien.
Ia menekankan bahwa digitalisasi adalah langkah strategis untuk menjawab tantangan di era modern, seperti meningkatnya kompleksitas penyakit, tingginya harapan pasien, dan perlunya data yang terintegrasi dengan baik.
“Perawat saat ini dihadapkan pada kebutuhan untuk tidak hanya memiliki keterampilan klinis yang baik, tetapi juga kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dalam memberikan pelayanan keperawatan yang lebih optimal. Melalui penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikombinasikan dengan teknologi digital, kita dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara signifikan,” tukasnya.
Himpunan Mahasiswa Ners Unusa berharap, melalui workshop ini, para mahasiswa dapat memperkaya wawasan dan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan era transformasi digital di bidang kesehatan. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI, mereka diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep ini secara efektif dalam praktik mereka kelak.
Wakil Rektor I Unusa, Prof. Kacung Maridjan, drs., M.A., Ph.D., dalam sambutannya, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan Unusa untuk mempersiapkan mahasiswanya agar siap bersaing di dunia kerja, khususnya dalam menghadapi perkembangan teknologi di sektor kesehatan.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung mahasiswa dalam memperluas pengetahuan mereka, tidak hanya dari sisi keilmuan, tetapi juga keterampilan praktis yang dibutuhkan di lapangan. Era digital ini memberikan peluang besar bagi kita semua untuk berkembang, namun juga menuntut kemampuan adaptasi yang cepat,” ujarnya.
Selama sesi berlangsung, peserta tidak hanya mendapatkan materi teoretis, tetapi juga diajak untuk berdiskusi secara aktif mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh tenaga keperawatan dalam menerapkan standar tersebut dalam lingkungan kerja yang semakin digital.
Peserta juga diajak untuk terlibat dalam simulasi langsung mengenai bagaimana menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam kasus-kasus riil yang mungkin mereka temui di dunia kerja. Simulasi ini memberi mahasiswa gambaran praktis tentang bagaimana standar ini dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan keperawatan sehari-hari, serta manfaat jangka panjang dari penggunaan sistem berbasis teknologi untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien. (Humas Unusa)