Surabaya – Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan program pengabdian masyarakat di Kelurahan Bangkingan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Kegiatan ini dilakukan sejak 7-28 September 2024 lalu.
Pengmas ini merupakan hasil pendanaan program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tahun anggaran 2024, Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Dosen Unusa itu adalah Dr Chilyatiz Zahroh, SKep, Ns., MKep dan Paramitha Nerisafitri, SKom, MKom serta Iis Noventi, S.Kep, Ns, M.Kep.
Chilyatiz Zahroh atau Titis selaku ketua tim mengatakan pengmas ini dengan
sasaran 32 Kader Surabaya Hebat (KSH) RW1, 2 dan 3 Kelurahan Bangkingan Surabaya. “Kami didukung penuh Kelurahan Bangkingan dan Puskesmas Bangkingan khususnya bidang pengobatan tradisional/batra dan promosi kesehatan,” kata Titis, Selasa (1/10/2024).
Diakui Titis kegiatan ini bermula atas adanya keprihatinan dengan mulai banyaknya penderita penyakit tuberculosis (TB) yang menular secara droplet/percikan ludah. Penyakit TB ini masih menjadi penyakit infeksius tertinggi pasca Covid-19. Penatalaksanaan dan pengobatan pasien TB adalah tugas dan tanggung jawab puskesmas, namun untuk mencegah penularan adalah tanggung jawab bersama.
“Caranya bagaimana? Ya dengan meningkatkan kekebalan tubuh atau imunitas masyarakat agar tidak mudah tertular. Salah satunya adalah dengan menggunakan bahan herbal, misal temu lawak,” kata Titis.
Penggunaan herbal tidak hanya diminum, bisa di hirup (inhaler), oles (topikal) dan bisa juga untuk rendaman kaki bagi pasien diabetes dengan keluhan sering kesemutan.
Titis dan tim pun mengedukasi pada KSH Bangkingan itu bagaimana memanfaatkan tanaman obat sebagai obat untuk meningkatkan imunitas tubuh warga. “Ya kita beri pelatihan bagaimana mulai menanam hingga mengolahnya. Agar masyarakat bisa memanfaatkan itu dengan cara mudah dan murah,” tukasnya.
Dengan pelatihan ini, nantinya KSH akan menularkannya pada warga sekitar sehingga program ini bisa diterapkan di masyarakat luas. (***)