WISUDA Periode ke-18 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menjadi momen paling ditunggu dan membahagiakan bagi Shafira Asfar. Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) itu dinobatkan sebagai salah satu wisudawan terbaik dengan IPK 3,97.
Perjalanan meraih IPK yang gemilang tentu tidak mudah. Shafira harus pintar memanajemen waktu antara kuliah dan kegiatan diluar kuliah yang ia ikuti. “Bersyukur, bangga, dan bahagia karena awalnya saya tidak mau berharap bisa jadi wisudawan terbaik karena teman-teman saya juga keren-keren,” ujarnya.
Perempuan asal Kota Batu itu terlibat dalam berbagai organisasi di dalam dan luar kampus, yakni BEM Unusa, PC IPPNU Kota Batu, dan PW IPPNU Jawa Timur. Ia juga aktif sebagai mahasiswa magang dalam Tim Konten Kreatif Humas dan Marketing Unusa mulai dari semester 5.
“Saya senang aktif dalam berbagai kegiatan, apalagi saya juga merantau jadi rasanya ingin selalu menyibukkan diri biar nggak sepi di kos hehe. Walaupun yang harus saya korbankan adalah jarang bertemu dan bermain setelah kelas dengan teman-teman karena saya harus mengerjakan tugas kuliah dan setelah kuliah kembali ke kantor untuk magang,” tukasnya.
Shafira juga merupakan penerima beasiswa OSC Medcom. Dalam perjalanannya mendapatkan beasiswa, ia bercerita bahwa awalnya tidak menyangka dapat lolos sebagai penerima beasiswa OSC Medcom dan mengalahkan ribuan pesaing. Ia hanya bertekad untuk melanjutkan studi dan meringankan beban orang tua.
“Saat gap year, saya memanfaatkan waktu sebaik mungkin terutama riset mencari beasiswa. Saya ingin kuliah nantinya juga bisa meringankan beban orang tua. Dan saat riset pertama kali yang muncul adalah OSC Medcom, dan akhirnya saya mendaftar dan memilih Unusa. Alhamdulillah saya diterima,” ujarnya.
Anak ketiga dari pasangan Dja’far dan Asfauziah itu turut menceritakan bahwa saat memutuskan untuk menunda kuliah setahun, ia menjadikan masa jeda tersebut menjadi waktu refleksi baginya untuk menentukan langkah selanjutnya. Meski berat, Shafira menggunakan waktu tersebut untuk mempersiapkan diri secara mental dan akademis agar lebih siap menjalani perkuliahan. Keputusannya untuk kuliah di Unusa pun menjadi titik balik yang membuka jalan bagi banyak peluang dan pengembangan dirinya.
“Awalnya saya dulu bingung mau kuliah jurusan apa, akhirnya merasa tertarik dengan PBI. Dan saat saya memulai kuliah di Unusa, saya menemukan passion yang sebenarnya di bidang pendidikan. Di sini, saya merasa diterima dan didukung penuh untuk mengembangkan potensi saya, baik secara akademik maupun personal,” ujar Shafira, menceritakan bagaimana Unusa telah menjadi rumah keduanya.
Di awal masa studinya, Shafira sempat merasa insecure dan pesimis dengan kemampuan Bahasa Inggrisnya. Namun, ia memiliki cerita motivasi tersendiri hingga akhirnya mendorong dirinya untuk mencintai bahasa inggris.
“Saat SD, saya bukan siswa yang jago pelajaran Bahasa Inggris, dan saat itu teman saya rata-rata bisa les di bimbel. Orang tua saya yang hanya lulusan SMA juga tidak bisa mendaftarkan saya ke tempat les karena mahal. Lalu, ada satu guru Bahasa Inggris yang pada saat itu memuji saya karena bisa mengetahui satu kosakata ‘arrange’ dan itu sangat membekas, hingga sejak saat itu saya mulai belajar menyukai Bahasa Inggris dan berakhir menyadari bahwa Bahasa Inggris adalah hal yang saya sukai dan menjadi passion saya,” ceritanya.
Turut aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan kampus tidak menutup langkah Shafira untuk lulus tepat waktu dengan gelar terbaik. Ia merasa dunia perkuliahan tidak hanya tentang datang ke kampus lalu pulang, dengan aktif di berbagai organisasi juga dapat menambah dan memperluas wawasan serta relasi.
Dari perjalanan panjangnya, Shafira mengajarkan bahwa tantangan bukanlah halangan untuk meraih impian. Kini, ia siap menyongsong masa depan dengan penuh optimisme dan semangat untuk terus berkontribusi di bidang yang ia cintai, yaitu pendidikan. (Humas Unusa)