Pentingnya Pendidikan AntiFraud untuk Menyadarkan Siswa dalam Praktik Keuangan

Surabaya – Di era globalisasi dan digitalisasi yang pesat, akses terhadap informasi dan layanan keuangan menjadi lebih mudah dan luas. Namun, di balik kemudahan tersebut terdapat peningkatan risiko berbagai bentuk penipuan atau penipuan yang signifikan.

Fenomena ini tidak hanya mengancam seluruh industri keuangan, namun juga berdampak langsung pada individu, termasuk pelajar atau siswa. Karena para siswa sekarang mulai melakukan praktik keuangan sederhana seperti menabung, belanja online, bahkan berinvestasi. Karena itu, pentingnya pendidikan anti-fraud sejak dini menjadi semakin penting.

Melalui pendidikan anti-fraud, siswa tidak hanya memahami konsep dasar keuangan tetapi juga mampu mengenali potensi risiko penipuan dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Kesadaran ini penting agar mereka dapat memainkan peran cerdas dan kritis dalam pengelolaan keuangan dan juga membantu menciptakan ekosistem keuangan yang lebih aman dan transparan.

Dosen program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis Teknologi Digital (FEBTD), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yakni Dina Anggraeni Susesti dan Mohammad Ghofirin memberikan edukasi bagi siswa-siswi di Darul Ittihad, Bangkalan 4 Mei 2024 lalu.

Kedua dosen itu membahas pentingnya pendidikan anti-fraud dalam meningkatkan kesadaran siswa akan praktik keuangan dan strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.

Dikatakan Dina selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, penipuan atau kecurangan dalam praktik keuangan menjadi kekhawatiran yang semakin meningkat bagi semua lapisan masyarakat, termasuk pelajar.

Di era digitalisasi dan kemudahan akses informasi seperti sekarang ini, generasi muda, khususnya pelajar, kerap menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan keuangan yang memanfaatkan kurangnya pemahaman mereka terhadap risiko dan tanda-tanda penipuan. Ketidaktahuan ini tidak hanya merugikan pribadi mahasiswa, namun juga menimbulkan pola berpikir dan perilaku yang tidak sehat dalam pengelolaan keuangan di masa depan.

“Karena itu, pendidikan anti-penipuan di lingkungan sekolah penting untuk membangun kesadaran dan pemahaman Pelajari lebih lanjut tentang bahaya penipuan keuangan pada pelajar. Dengan pendidikan yang tepat, siswa dapat lebih siap menghadapi tantangan keuangan dunia nyata dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menghindari, dan melaporkan penipuan,” ujarnya.

Kedua dosen ini melaksanakan pengabdian masyarakat ini melalui sosialisasi pentingnya pendidikan anti fraud untuk kesadaran siswa dalam praktik keuangan melalui beberapa tahapan. Yakni pra kegiatan dengan melakukan survei pendahuluan untuk mengukur pemahaman dasar siswa tentang keuangan dan penipuan.

Kemudian mengidentifikasi tujuan spesifik programini, seperti meningkatkan kesadaran akan praktik keuangan yang aman atau mengurangi potensi penipuan di lingkungan pelajar. Lalu membuat materi edukasi yang mudah dipahami siswa, meliputi pengertian penipuan, jenis-jenis penipuan finansial dan cara pencegahannya. “Pelaksanaan kegiatan – fasebini merupakan inti program, di mana siswa akan mendapatkan pendidikan dan pemahaman tentang pentingnya anti fraud dalam praktik keuangan. Agar dapat Optimal di dalam pencapaian hasil yang terbaik,” katanya.

Di fase pasca kegiatan dengan menindaklanjuti siswa untuk benar-benar memahami dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Tahap ini merupakan tahap akhir kegaitan pengabdian masyarakat.

“Hasil dari pengabdian masyarakat di Bangkalan adalah penyampaian pentingnya anti fraud dalam praktik keuangan bagi para siswa dan siswi agar Hasil meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya praktik keuangan yang aman. Diskusi tentang pendidikan anti fraud ini juga sangat antusisas dalam mempelajari, karena ini merupakan hal baru bagi mereka,” jelasnya.

Ditegaskan Dina, pendidikan anti fraud penting untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap praktik keuangan. Dengan memperle pengetahuan yang memadahi mengenai berbagai bentuk penipuan dan resiko keuangan, siswa dapat mengembangkan sikap kritis dan hati hati yang lebih baik terhadap pengelolaan keuangan.

Pendidikan ini tidak hanya membekali mereka dengan keterampilanuntuk mengenali dan menghindari penipuan namun juga menjadikan mereka individu yang lebih bertanggung jawab ketika menghadapi tantangan keuangan di masa depan.

Karena itu, pendidikan anti fraud diperlukan untuk melindungi generasi muda dari risiko penipuan keuangan. (***)