Surabaya – Pelaksanaan hari kedua PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tahun 2024 berlangsung meriah dengan hadirnya Bagas Satrio Wicaksono, mahasiswa berprestasi dari Teknik Kelautan ITS. Agas, sapaan akrabnya, menjadi salah satu peserta program Clash of Champion oleh Ruang Guru yang juga banyak pengikut di media sosial.
Diketahui, program Clash of Champion oleh Ruang Guru merupakan acara kompetisi akademik yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, bahkan turut mengundang mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri.
Dalam sesi sharing tersebut, Agas menyampaikan bahwa mahasiswa perlu untuk adaptif dan inovatif dalam menghadapi perubahan teknologi yang pesat. Ia menekankan hal utama yang perlu dimiliki dan dilakukan mahasiswa adalah pentingnya mengenal diri sendiri, kelebihan apa yang perlu dikembangkan dan kekurangan apa yang perlu diperbaiki.
“Revolusi Industri 4.0 membawa transformasi besar di berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan. Mahasiswa harus siap untuk menghadapi otomatisasi dan digitalisasi, yang tidak hanya mempengaruhi cara kita belajar, tetapi juga bagaimana kita bekerja di masa depan,” ujarnya.
Adaptabilitas dan inovasi adalah dua kualitas yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa di era Revolusi Industri 4.0. Transformasi besar yang terjadi akibat otomatisasi dan digitalisasi telah mengubah lanskap pendidikan dan dunia kerja secara fundamental. Oleh karena itu, kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini akan menentukan keberhasilan mahasiswa di masa depan.
Agas juga membahas konsep Society 5.0, dimana teknologi tidak hanya menjadi alat, tetapi juga bagian integral dari kehidupan manusia yang harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan sosial. Agas menggambarkan kebutuhan mendesak bagi mahasiswa untuk tidak hanya mengikuti arus perubahan teknologi, tetapi juga menjadi pelaku aktif dalam proses tersebut.
“Perkembangan zaman yang semakin pesat, kita perlu dan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala tantangan. Selain itu, kita juga perlu pintar melihat sebuah peluang untuk mengimprovisasi diri kita. Inilah kesempatan bagi mahasiswa untuk menjadi agen perubahan di tengah masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, pernyataan Agas menekankan bahwa otomatisasi dan digitalisasi tidak hanya mengubah cara kita belajar, tetapi juga cara kita bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan saat ini harus lebih dari sekadar transfer ilmu pengetahuan; harus ada fokus yang kuat pada pengembangan keterampilan yang relevan untuk menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif.
PKKMB Unusa 2024 ini menjadi momen penting bagi para mahasiswa baru untuk mendapatkan wawasan langsung dari sosok inspiratif seperti Agas. Melalui pengalaman dan pengetahuannya, Bagas berhasil memberikan gambaran nyata tentang tantangan global yang akan dihadapi oleh generasi muda, serta bagaimana mereka dapat memanfaatkannya sebagai peluang untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Dengan adanya sesi ini, diharapkan mahasiswa Unusa mampu mengembangkan diri menjadi individu yang tidak hanya kompeten di bidang akademik, tetapi juga siap menghadapi perubahan zaman dengan keterampilan yang relevan dan sikap yang proaktif. (Humas Unusa)