Surabaya – Suasana riuh penuh semangat yang mewarnai Lab Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) selama kunjungan delapan mahasiswa Program BRaVe (Bridging ASEAN Virtual Exchange) merupakan gambaran nyata dari pentingnya pertukaran budaya dalam pendidikan tinggi.
Kehadiran mahasiswa dari Timor Leste, Filipina, dan Thailand yang berkesempatan memainkan angklung, salah satu alat musik tradisional Indonesia, tidak hanya menciptakan momen interaksi lintas budaya yang kaya, tetapi juga menguatkan ikatan persahabatan antarbangsa. Antusiasme mereka dalam mempelajari angklung menunjukkan betapa seni musik tradisional memiliki daya tarik universal yang mampu menyatukan berbagai latar belakang budaya.
Kunjungan ini, lebih dari sekadar program akademik, merupakan inisiatif Unusa untuk membangun jembatan budaya antarnegara ASEAN. Melalui interaksi langsung dengan seni tradisional, para mahasiswa diajak untuk merasakan dan menghargai keragaman budaya, sebuah nilai penting dalam era globalisasi saat ini. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya wawasan mereka tentang Indonesia, tetapi juga memperdalam kesadaran mereka tentang pentingnya melestarikan dan menghormati warisan budaya masing-masing.
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Unusa, yang juga merupakan pembimbing dalam kegiatan ini, dengan sabar menjelaskan sejarah dan cara memainkan angklung kepada para mahasiswa. Mereka diajak untuk mencoba memainkan beberapa lagu sederhana, yang diiringi oleh bimbingan langsung dari dosen.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa internasional untuk lebih mengenal kekayaan budaya Indonesia, khususnya melalui seni musik. Selain itu, ini juga menjadi sarana yang baik untuk mempererat hubungan antara mahasiswa dari berbagai negara ASEAN,” ujar salah satu dosen PGSD yang memandu sesi tersebut.
Mahasiswa peserta BraVe tampak sangat menikmati pengalaman mereka. Salah satunya Maria yang berasal dari Filipina. Ia mengungkapkan rasa senangnya bisa belajar alat musik yang unik seperti angklung. “Ini adalah pengalaman pertama saya bermain angklung, dan saya sangat terkesan dengan keindahan suara yang dihasilkan. Saya akan membagikan pengalaman ini kepada teman-teman saya di Filipina,” katanya.
Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan semakin mempererat hubungan budaya antara mahasiswa ASEAN dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang keragaman dan keindahan seni budaya Indonesia. Unusa berkomitmen untuk terus mendukung program-program pertukaran budaya yang dapat memperkaya wawasan mahasiswa, baik lokal maupun internasional. (***)