Bangkalan – Permasalahan stunting di Indonesia masih menjadi isu serius yang perlu perhatian dan tindakan berkelanjutan. Tim Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya untuk pencegahan dan penurunan stunting melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan.
Program ini bertujuan untuk mewujudkan desa siaga bebas stunting melalui pemberdayaan masyarakat dengan berbagai kegiatan diantaranya adalah sosialisasi, dan pelatihan yang diberikan kepada para kader, serta pendampingan keluarga yang memiliki bayi dan balita yang berisiko mengalami stunting.
Ketua Tim Pelaksana Pengabdian Masyarakat ini adalah Dr. Ika Mardiyanti, SST., M.Kes Dosen Prodi S1 Kebidanan Fakutas Keperawatan dan Kebidanan Unusa, bersama dengan tim dosen lainnya Endah Budi Permana Putri, S.TP., M.PH Dosen Prodi S1 Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unusa, dan Rizqi Putri Nourma Budiarti, S.T., M.T Dosen Prodi S1 Sistem Informasi Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital Unusa.
Ika mengungkapkan bahwa melihat risiko stunting yang masih ditemui di wilayah tersebut dan keterbatasan media edukasi terkait dengan stunting, sehingga tim tergerak menciptakan inovasi atasi stunting, yakni stunting corner yang dinamakan NU-Posting (Nahdlatul Ulama – Pojok Stunting) yang merupakan sarana untuk membantu penyampaian edukasi dan konseling yang dilengkapi buku-buku stunting, poster, leflet, lembar balik, serta dilengkapi perlengkapan antropomteri kit dan tikar stunting untuk deteksi dini risiko stunting.
Sekaligus membuatnya dalam bentuk aplikasi NU-Posting sebagai media pembelajaran yang bisa diakses melalui HP android baik untuk tenaga kesehatan, kader, keluarga dan masyarakat yang berisi e-modul tentang stunting, pijat tuina, artikel ilmiah, kalkulator untuk mendeteksi status gizi balita, hingga video membuat resep masakan gizi seimbang yang terdapat translate ke bahasa Madura pula. Tujuannya, agar masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan secara mandiri di lingkungan mereka.
“Inovasi dari kegiatan ini berangkat dari penelitian seorang mahasiswi, yang kemudian kita bersama melakukan tindak lanjut dan implementasi. Akhirnya kita bentuk NU-Posting di Desa Parseh ini, sekaligus kita ciptakan aplikasi NU-Posting untuk memudahkan pemantauan dan edukasi kepada masyarakat” jelasnya.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan hasil tindak lanjut implementasi dari penelitian yang dilakukan oleh Irawati, seorang mahasiswi profesi bidan Unusa yang telah lulus pada Mei 2024. Penelitiannya berfokus pada penanggulangan masalah stunting melalui pijat Tuina, sebuah teknik pijat tradisional yang berasal dari Tiongkok. Dalam penelitian tersebut, Irawati menemukan bahwa pijat Tuina dapat memberikan dampak positif dalam mencegah stunting pada anak-anak.
“Harapan kami inovasi ini dapat meningkatkan keilmuan, dan kami berupaya semaksimal mungkin agar inovasi ini dapat terus dilanjutkan atau sustainable,” tukasnya.
Ditambahkannya, kegiatan ini mendapatkan pendanaan dari Program Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2024 Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Irawati, mahasiswa lulusan profesi bidan Unusa, mengatakan bahwa dirinya merasa bangga dan bersyukur dapat menerapkan penelitiannya ini menjadi kegiatan yang solutif, bahkan dapat dikembangkan menjadi sebuah teknologi inovasi. “Alhamdulillah yang awalnya saya hanya menjadikan ini sebagai penelitian studi, akhirnya didukung penuh beberapa pihak diantaranya dosen saya di Unusa, Kepala Desa Parseh juga memfasilitasi posyandu rutin di Desa Parseh wilayah kerja Puskesmas Jaddih sebagai upaya pencegahan stunting juga. Semoga dengan pijat tuina bisa mengatasi permasalahan stunting di Indonesia ini,” ucapnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Kepala Kecamatan Socah, Kepala Puskemas Jaddih.
Ibu Hj. Nur Hotibah, S.ST. Bd. M.M.Kes., selaku Kepala Dinkes Kabupaten Bangkalan mengungkapkan, hasil penelitian dari awal tahun 2022 di Kecamatan Socah, balita kategori gizi buruk terdata di angka 3,9 persen. Dan saat ini telah menurun drastis bahkan hingga nol gizi buruk. Sementara untuk kategori balita kurang gizi yang sebelumnya di angka 8,2 persen, sekarang turun di angka 6 persen.
“Melalui metode pijat tuina ini, penurunan angka gizi buruk dan gizi kurang sangat drastis dan sangat bermanfaat bagi para balita, khususnya di Puskesmas Jaddih. Kami sangat bersyukur juga atas inovasi yang dikembangkan oleh pihak Unusa dengan adanya NU-Posting juga, yang didalamnya ada modul pijat tuina, modul edukasi tentang menu varian makanan untuk mengatasi atau mencegah stunting,” tukasnya.
Menghadapi hasil positif ini, Dinkes Kabupaten Bangkalan akan segera menerbitkan regulasi yang mendukung replikasi pijat tuina di puskesmas-puskesmas lain yang belum teredukasi mengenai metode ini. Langkah ini sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh balita di Kabupaten Bangkalan, terutama yang berada di daerah terpencil, mendapatkan akses yang sama terhadap intervensi yang telah terbukti efektif ini.
“Kami berkomitmen untuk melanjutkan dan memperluas implementasi metode yang telah dikembangkan ini. Harapannya, angka permasalahan stunting ini bisa turun, dan para balita ternutrisi dengan baik,” ucapnya.
Tim Dosen Unusa ini juga berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan dan monitoring terhadap masyarakat Desa Parseh guna memastikan program ini berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang optimal.
Dengan adanya program pemberdayaan ini, diharapkan dapat mencegah terjadinya stunting di Desa Parseh, dan desa tersebut dapat mewujudkan visi sebagai desa siaga bebas stunting. Inisiatif ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk melakukan upaya serupa dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di seluruh negeri. (Humas Unusa)