Surabaya – Dua tim dosen dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berhasil meraih sertifikat paten sederhana atas inovasi-inovasi mereka di bidang kesehatan. Pencapaian ini menunjukkan komitmen Unusa dalam mendukung penelitian dan pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Sertifikat paten diberikan atas temuan inovatif di bidang kesehatan yang memiliki potensi besar dan solusi efisien untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian yang diakui ini tidak hanya menambah khazanah ilmu pengetahuan, tetapi juga mendorong pengembangan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Tim pertama yang dipimpin oleh Iis Noventi, S.Kep.Ns., M.Kep., mengembangkan sebuah alat inovatif berupa ‘Sendok untuk Lansia yang Mengalami Tremor’. Beberapa lansia dengan kondisi kesehatan stroke, alzheimer, demensia, dan tremor sering mengalami kesulitan makan secara mandiri, tindakan mengunyah dan menelan menjadi permasalah bagi mereka (para lansia). Melihat itu, Iis dan timnya merancang sendok khusus untuk membantu para lansia yang mengalami tremor atau getaran tangan agar dapat makan dengan lebih mudah dan nyaman.
“Para lansia yang mengalami permasalah kesehatan tertentu, memiliki getaran atau kelemahan tangan yang dapat membuat kemampuan memegang peralatan makan melemah, dan hampir tidak mungkin dilakukan. Karena kesulitannya, beberapa lansia bahkan mungkin kehilangan nafsu makan dan berhenti makan. Dengan menggunakan teknologi alat bantu, sendok ini mampu menstabilkan gerakan tangan, sehingga makanan tidak mudah tumpah,” ujarnya..
Iis menjelaskan, adanya inovasi sendok lansia yang adaptif ini sangat memudahkan kegiatan makan, mengefisiensi waktu lebih menyenangkan dan lansia tetap ternutrisi dengan baik. Bentuk sendok yang bisa lurus dan melengkung bisa digunakan sesuai kondisi lansia, sekaligus dilengkapi indikator suhu pada pegangannya untuk mencegah lansia terbakar mulutnya karena makanan yang masih panas.
“Dorongan utama kami ingin mendukung kualitas hidup lansia, terutama dalam menjaga nutrisi yang tepat bagi mereka. Ketika lansia dapat menikmati makan dengan nyaman dan aman, mereka akan lebih termotivasi untuk makan dengan teratur, yang pada akhirnya berdampak positif pada asupan nutrisi harian mereka,” ucapnya.
Ditambahkannya, proses pengajuan sertifikat paten sederhana ini melalui proses cukup panjang, dimulai dari dirinya bersama tim serta tim dosen lain mengikuti pelatihan penulisan draft paten yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa pada tahun 2021 hingga akhirnya mendapatkan pengumuman lolos perolehan sertifikat paten sederhana pada bulan Mei 2024 lalu.
Sementara itu, tim kedua yang diketuai oleh Dr. Teguh Herlambang, S.Si., M.Si., menciptakan ‘Peralatan Kotak Portabel Pemantau Kondisi Jantung Berbasis Wireless Embedded ESP8266’. Inovasi ini dirancang khusus, terutama untuk pemantauan kondisi jantung yang merupakan salah satu aspek kritis dalam manajemen penyakit kardiovaskular.
Alat ini dirancang untuk memberikan pemantauan kondisi jantung secara real-time, memungkinkan pasien untuk terus memantau kesehatan mereka secara mandiri atau bisa di rumah saja. Dengan kemampuan akses nirkabel, alat ini memungkinkan data kesehatan pasien untuk dikirimkan dan diakses secara mudah melalui perangkat yang terhubung.
“Latar belakang utama diciptakannya inovasi ini, pasien dapat melakukan pemantauan mandiri, yang sangat penting untuk mendeteksi dini adanya perubahan kondisi jantung yang mungkin memerlukan intervensi medis segera. Selain itu, data yang dihasilkan oleh alat ini dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi dokter dalam menentukan langkah pengobatan yang tepat dan responsif terhadap kondisi pasien,” jelasnya.
Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D., turut mengatakan, sebagai unit yang bertanggung jawab atas pengembangan riset di lingkungan universitas, LPPM memiliki komitmen yang kuat untuk mendorong terciptanya inovasi-inovasi yang tidak hanya memiliki nilai akademis, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat luas. Kedepan, inovasi para tim dosen yang telah mendapatkan sertifikat paten sederhana akan direalisasikan menjadi produk siap pakai.
“Didapatkannya sertifikat paten sederhana ini merupakan langkah awal yang sangat signifikan dalam perjalanan menuju realisasi inovasi-inovasi tersebut. Ini menjadi langkah pembuka bagi pengembangan lebih lanjut dan harapannya semoga produk-produk ini masif di pasaran dan bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata dari dedikasi para dosen Unusa dalam melakukan penelitian yang berdampak positif bagi masyarakat. Selain itu, pencapaian ini juga diharapkan dapat memotivasi mahasiswa dan dosen lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam bidang penelitian dan teknologi. (Humas Unusa)