FK Unusa Adakan Academic Mobility 2024 dengan Keluarga Pekerja Migran di Kuala Lumpur

Malaysia – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) semakin memperkokoh reputasinya sebagai salah satu perguruan tinggi unggul di kawasan ASEAN dengan terus melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berskala internasional. Salah satu program yang menonjol adalah kegiatan pengabdian masyarakat yang digagas oleh Fakultas Kedokteran (FK) Unusa.

Dalam rangka memperluas dampak sosial dan memberikan manfaat kepada masyarakat global, tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) FK Unusa menjalankan misi sosial berupa pemeriksaan kesehatan gratis untuk keluarga pekerja migran Indonesia yang bermukim di bawah naungan Pengurus Ranting Istimewa Nahdlatul Ulama (PRINU) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Kegiatan ini diberi nama “Academic Mobility 2024: International Partnership on Research and Community Services” dengan tujuan untuk membantu para pekerja migran dan keluarganya yang tinggal jauh dari tanah air. Banyak dari mereka yang kesulitan mengakses layanan kesehatan berkualitas, sehingga kegiatan ini sangat disambut baik oleh komunitas setempat.

Tim dokter dan tenaga medis dari FK Unusa memberikan layanan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif, meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan tekanan darah, konsultasi kesehatan, serta edukasi tentang nyeri dan penggunaan obat-obatan herbal.

Dr. dr. Handayani, M.Kes, selaku Dekan FK Unusa, mengungkapkan rasa syukurnya bisa terlibat dalam kegiatan ini. “Menyenangkan sekali berada di sini. Mereka jauh dari rumah, tapi serasa seperti di rumah. Momen ini memang bisa menyatukan semua kalangan,” ungkapnya dengan penuh rasa empati. Baginya, kegiatan ini bukan hanya soal memberikan layanan kesehatan, tetapi juga menciptakan ikatan emosional yang kuat antara para pekerja migran dengan tanah air, terutama melalui dukungan dan kehadiran tim Unusa di tengah-tengah mereka.

Lebih lanjut, Handayani menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian ini mencerminkan komitmen Unusa, khususnya FK, dalam mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan yang melampaui batas geografis. Unusa tidak hanya ingin menghasilkan lulusan yang berkualitas secara akademis, tetapi juga memiliki jiwa sosial yang tinggi, mampu mengabdi dan berkontribusi kepada masyarakat internasional.

“Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa dan tim medis dapat merasakan langsung tantangan yang dihadapi oleh pekerja migran dan keluarganya, sehingga mereka bisa belajar bagaimana memberikan layanan kesehatan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” tambahnya.

Pengabdian masyarakat internasional yang dilakukan oleh FK Unusa ini juga menjadi bukti nyata dari upaya Unusa untuk menjawab tantangan global di bidang kesehatan. Kehadiran tim Pengmas FK Unusa di Kuala Lumpur tidak hanya memberikan dampak positif dalam hal kesehatan fisik, tetapi juga memberikan dukungan moral bagi para pekerja migran yang sering kali merasa terasing di negeri orang.

“Kegiatan penyuluhan dihadiri lebih dari 50 orang warga negara Indonesia yang menetap di Malaysia. Mereka cukup antusias mengikuti kegiatan, baik penyuluhan maupun pemeriksaan kesehatan gratis,” terang Handayani.

Kegiatan pemeriksaan kesehatan ini pun mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat setempat, termasuk dari Pengurus Ranting Istimewa Nahdlatul Ulama (PRINU) Kuala Lumpur. Dengan adanya sinergi yang kuat antara PRINU dan FK Unusa, diharapkan program-program sosial semacam ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan, memberikan manfaat yang signifikan bagi para pekerja migran Indonesia dan keluarganya di seluruh dunia. (Humas Unusa)