Unusa Incinerator Technology, Alat Pembakar Sampah Ramah Lingkungan

Surabaya – Setelah memperkenalkan Unusa Water Technology, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kembali melaunching inovasi terbarunya.

Inovasi itu berupa Incinerator Technology, alat pembakar sampah yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan pencemaran udara dan lingkungan.

Alat ini adalah hasil inovasi Center For Environmental Health of Pesantren (CEHP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa yang diperkenalkan saat rapat senat terbuka Harlah ke-11 Unusa beberapa waktu lalu.

Ketua CEHP,  Achmad Syafiuddin, Ph.D, mengungkapkan Incinerator ini hadir dari keprihatinan para peneliti di CEHP Unusa terhadap masalah pengelolaan sampah yang tidak memadai di pondok pesantren.

“Tujuan utamanya untuk menyediakan solusi efektif dan ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah, khususnya di lingkungan pondok pesantren yang sering menghadapi kendala dalam pengelolaan limbah rumah tangga,” kata Syafiuddin, yang namanya tercatat sebagai dua persen peneliti top dunia yang dirilis oleh Elsevier dan Stanford University.

Unusa Incinerator memiliki keunggulan signifikan dibandingkan dengan incinerator konvensional. Sistem pembakaran dirancang agar tidak mengeluarkan asap, sehingga relatif tidak mencemari lingkungan.

Sampah dibakar secara maksimal di dalam tungku, kemudian asap dilewatkan melalui pipa berisi air untuk menurunkan suhu. Setelah itu, asap disemprot dengan air sehingga semua partikel asap larut dalam air dan ditampung menjadi pupuk cair jika sampah yang dibakar adalah organik.

Syafiuddin menambahkan, pada tahap awal, Unusa Incinerator menargetkan pengelolaan sampah rumah tangga di pesantren. “Kami terus mengembangkan sistem ini agar dapat digunakan untuk berbagai jenis limbah, termasuk limbah medis,” ungkapnya.

Syafiuddin menjelaskan, keuntungan utama dari penggunaan Unusa Incinerator adalah dampak positifnya terhadap lingkungan.

“Dengan tidak mengeluarkan asap, sistem ini membantu mengurangi polusi udara dan memberikan solusi pengelolaan limbah yang lebih bersih. Dan hasil olahan air bisa langsung dijadikan pupuk organik cair,” jelasnya. (***)

Kalender Akademik


This will close in 20 seconds