MASALAH kekurangan tenaga kesehatan, utamanya dokter adalah masalah klasik. Utamanya di wilayah luar Pulau Jawa. Hal tersebut menjadi motivasi bagi Mohammad Rais Faisal, seorang dokter yang baru diambil sumpahnya pada Sumpah Profesi dan Pelantikan Dokter Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Kamis (20/6) siang. Cita-citanya ia akan mengabdi sebagai dokter dan kembali ke kampung halamannya di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
“Keluarga saya berlatar belakang bidang pendidikan, namun mereka mendukung penuh saya untuk memilih jalan yang saya inginkan, menjadi dokter. Faktor utamanya menjadi dokter juga saya ingin membantu permasalahan kesehatan di daerah asal yaitu kalimantan,” ujarnya.
Pria kelahiran Banjarbaru, 30 Desember 1997 itu mengatakan, keengganan tenaga kesehatan yang mengabdi di daerah tertinggal menjadi salah satu faktor tingginya permasalahan kesehatan di Kalimantan. Hal tersebut mendorong dirinya untuk mengabdi serta terjun ke daerah-daerah terpencil yang kekurangan fasilitas kesehatan.
“Walaupun saat ini tiap kecamatan sudah ada satu puskesmas tetapi dokter yang menangani juga terbatas. Di daerah Banjarmasin terutama, disitu banyaknya bidan daripada dokter. Saya tergerak untuk mengabdikan diri menjadi dokter di sana, saya juga ingin buka praktek sendiri,” ungkapnya.
Memilih untuk merantau sendiri ke Pulau Jawa, membuat Rais memiliki culture shock tersendiri saat pertama kali menjajakan diri di Surabaya.
“Hal yang menjadi tantangan saya saat merantau adalah memahami bahasa di sini, Apalagi orang-orang di Surabaya cara bicaranya terkadang nadanya agak tinggi, tapi lambat laun saya terbiasa dan sudah sedikit-sedikit mengerti kosa kata bahasa Jawa,” ucapnya.
Perjalanannya selama menjalani pendidikan profesi dokter memiliki cerita tersendiri. Rais pernah harus mengulang ujian stase sendiri. “Waktu itu stase pertama saya adalah kejiwaan, di situ banyak sekali tantangannya, termasuk adaptasi dengan pasien, dan di situ saya beberapa kali kena marah dokter dan pernah juga harus mengulang ujian,” ceritanya.
Walau banyak tantangan yang harus dihadapi, hal tersebut tidak menurunkan semangat Rais dalam menggapai cita-citanya.
Saat ditanya bagaimana rencana karir ke depan, putra pertama dari pasangan Syaifuddin dan Hurmadina ini mengatakan, sambil mengumpulkan uang ia berharap nantinya bisa melanjutkan ke program dokter spesialis yang ia idamkan.
“Saya memang berkeinginan untuk bisa melanjutkan ke program dokter spesialis, minat saya di spesialis bedah atau anestesi, tapi nanti setelah saya juga punya banyak pengalaman sebagai dokter umum,” ucapnya. (Humas Unusa)