Tasrifah: Sukses Membagi Waktu Keluarga, Kerja, dan Studi

TASRIFAH, merupakan salah satu sosok inspirasi dalam dunia keperawatan, dia telah melalui perjalanan yang panjang, penuh dengan tantangan dan kesuksesan yang tak terhitung jumlahnya. Dilahirkan di Lamongan pada 08 Desember 1977, Tasrifah adalah contoh nyata dari seorang perawat yang tidak hanya berdedikasi pada profesi, tetapi juga pada keluarga dan pendidikan.

Perjalanan Tasrifah di dunia perawatan dimulai saat ia memutuskan untuk mengejar mimpi sebagai seorang perawat di Akademi Keperawatan (Akper) Yarsis pada tahun 1996. Dengan tekad yang kuat dan semangat yang membara, ia menempuh setiap langkah pendidikannya dengan penuh keyakinan. Setelah menyelesaikan pendidikannya, pintu kesempatan terbuka lebar baginya, dia bekerja di rumah sakit swasta, hingga pada tahun 2012, ia bergabung dengan RS Wiyung Sejahtera Surabaya, di mana ia sekarang menjabat sebagai Kepala Bidang Keperawatan.

Namun, kesuksesan Tasrifah tidak didapat dengan mudah. Ia harus belajar bagaimana mengatur waktu dengan bijaksana, membagi antara tanggung jawab sebagai seorang ibu dan istri, pekerjaan di rumah sakit, dan upaya terus menerus untuk meningkatkan pendidikan.

“Tidak mudah membagi waktu antara keluarga dan studi. Termasuk anak saya saat ini juga kuliah,” katanya dengan senyum.

Dengan jadwal yang begitu padat, Tasrifah harus memiliki disiplin yang tinggi. Mulai dari merencanakan aktivitas keluarga di pagi hari hingga mengerjakan tugas kuliah di malam hari, ia menunjukkan ketekunan dan keteguhan yang luar biasa. “Waktu tidur sedikit, waktu belajar di malam hari, karena di pagi hari harus persiapan untuk aktivitas anak-anak dan keluarga,” jelasnya.

Meskipun melewati hari-hari yang sibuk, Tasrifah tidak pernah kehilangan semangatnya untuk terus belajar dan berkembang. “Karena menuntut ilmu tidak ada rasa lelah,” katanya dengan keyakinan yang teguh.

Salah satu momen berkesan dalam perjalanan studinya adalah saat ia menempuh pendidikan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) pada masa pandemi COVID-19. “Hal yang berkesan selama studi di Unusa. Kala itu masih pandemi COVID-19, sehingga berkuliah secara hybrid. Para dosen sangat mendukung kami dan selalu mengingatkan,” ungkapnya.

Tasrifah juga berbagi trik dan tips berharga bagi mereka yang ingin melanjutkan studi seperti dirinya. “Kita harus memiliki niat yang kuat, karena perkembangan zaman,” katanya penuh semangat. Dengan pengalaman berharga yang diperolehnya, termasuk ketika ia praktik di pondok pesantren Al Jihad Surabaya dengan jam yang panjang hingga malam hari, Tasrifah telah membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat dan semangat yang tak kenal lelah, segala hal yang diinginkan dapat dicapai. Ia adalah teladan bagi banyak orang dalam dunia perawat, ini menunjukkan bahwa dedikasi dan kerja keras adalah kunci menuju kesuksesan. Dalam kehidupan yang sibuk dan penuh tantangan, Tasrifah tetap menjadi cahaya inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa cinta dan dedikasi tidak pernah terbatas dalam dunia perawatan. (Humas Unusa)