Surabaya – Muhammad Reza Alfandi, seorang mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) asal Filipina, berbagi kisah menarik tentang pengalaman pertamanya menjalani Ramadhan dan Idul Fitri di Indonesia. Menjalani kuliah di program studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Alfandi menuturkan perjalanan spiritualnya selama bulan suci Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.
Alfandi, sapaan akrabnya, menceritakan bahwa pengalamannya itu menjadi lebih berkesan karena perbedaan budaya dan tradisi antara Indonesia dan Filipina. “Saya merasa sangat beruntung bisa menjalani puasa dan merayakan Idul Fitri di Indonesia. Meskipun berbeda dari yang biasa saya alami di Filipina, tapi saya merasa hangat dikelilingi oleh teman-teman dan lingkungan yang ramah,” cerita Alfandi dengan penuh semangat di acara Halal Bihalal GENUS.
Walaupun merasa sedih jauh dari keluarga, ia merasa lebih mandiri mempersiapkan makanan sendiri untuk berbuka puasa dan sahur. Terkadang ia menyiapkan sendiri makanannya, kadang juga bersama teman-temannya.
“Menyiapkan makanan untuk berbuka puasa dan sahur menjadi momen yang penuh kebersamaan bagi saya. Saya belajar banyak tentang kebersamaan dan kerjasama dari pengalaman ini, karena selama ini saya terbiasa disiapkan oleh keluarga di rumah,” tambahnya.
Selama Ramadan, Alfandi juga lebih mendalami perjalanan spiritualnya dengan memperdalam ibadah-ibadah. “Ramadhan adalah waktu yang tepat bagi saya untuk merenung dan meningkatkan ibadah. Saya lebih fokus pada aspek spiritual dan belajar lebih banyak tentang Islam selama bulan suci ini,” ucapnya.
Meskipun menghadapi tantangan dengan perbedaan waktu antara Indonesia dan Filipina serta adaptasi dengan budaya baru, Alfandi merasa bersyukur bisa mengalami Ramadhan dan Idul Fitri di Indonesia. Ia juga mengapresiasi kehangatan dan keramahan masyarakat Indonesia yang membuatnya merasa seperti di rumah sendiri.
Pengalaman Alfandi menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam merayakan keberagaman budaya dan kebersamaan dalam menjalani ibadah. Semoga kisahnya dapat menjadi motivasi bagi orang lain untuk menghargai dan memahami perbedaan, serta menjalin hubungan yang harmonis di tengah-tengah masyarakat yang multikultural. (Humas Unusa)