Surabaya – Prestasi gemilang di kancah Nasional kembali ditorehkan oleh mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Dalam ajang bergengsi “Aesculapius 2024”, yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, tim mahasiswa Unusa berhasil meraih juara kedua pada lomba video edukasi. Tim ini terdiri dari tiga mahasiswa masing-masing Aisyatur Rahmawati, Laila Zahro Aminanta, dan Febrian Dwi Putra.
Ajang tersebut mempertemukan berbagai tim mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk berkompetisi dalam menciptakan materi edukasi yang inovatif dan informatif. Mengangkat tema “Comorbidities and Complication of Diabetes Mellitus: How it Presents a Looming Public Health Crisis and the Groundbreaking Endeavors Taken Against It“, para mahasiswa semester empat itu mampu menciptakan karya yang menginspirasi dan edukatif.
Dalam karya video edukasi yang dibuat, mereka mengangkat isu serius mengenai faktor penyebab dan sekaligus pencegahan diabetes melitus. Fokus utama mereka adalah pada pencegahan, dengan menekankan pentingnya peran lingkungan keluarga dalam upaya mencegah penyakit ini.
“Kami pada video ini mengambil poin mengenai pencegahan diabetes melitus melalui lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Karena penyakit tersebut juga punya faktor penyebab yang berasal dari genetik, kami beri pandangan bagaimana menyeimbangkan pola hidup yang baik agar terhindar dari diabetes,” ungkap Aisyatur Rahmawati, salah satu anggota pada Senin (22/4).
Sebagai mahasiswa Kesehatan Masyarakat, mereka menunjukkan dedikasi dan keahlian dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan secara kreatif melalui media video. “Karena kami berasal dari prodi kesehatan masyarakat, jadi kami lebih mengemas videonya seperti bentuk penyuluhan kepada masyarakat,” ujar Aisya.
Ditambahkan oleh anggota yang lain, Laila Zahro, dalam video yang diciptakan, mereka menggunakan tagline pencegahan yang disebut ‘HIRO’ yakni Hindari makan manis berlebih, Ingat makan sehat dan minum air putih yang cukup, Rutin cek kesehatan dan jaga berat badan, serta Olahraga dan kelola stress.
Dalam kurun waktu pengerjaan selama dua minggu, mereka sempat cemas akan keberhasilan yang didapat. “Awalnya kami sempat ragu, karena di tahun sebelumnya kami pernah ikut namun tidak berhasil, tapi kami pelajari apa yang kurang dan kami improvisasi di perlombaan kali ini,” ucap Laila.
Sementara menurut Febrian, mereka awalnya tidak menyangka bisa meraih juara dua. Ditambah, peserta yang lolos ke babak presentasi merupakan mahasiswa-mahasiswa kedokteran, tapi mereka berusaha optimis dan memberikan yang terbaik.
“Kami sangat bangga atas pencapaian ini. Ini bukan hanya tentang meraih juara, tetapi juga tentang memberikan kontribusi nyata dalam upaya pencegahan penyakit kronis yang semakin mengkhawatirkan,” ujarnya dengan penuh sumringah.
Harapannya ke depan, karya mereka dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk lebih peduli akan kesehatan, terutama dalam upaya pencegahan diabetes melitus yang terus menjadi perhatian serius dalam bidang kesehatan. (Humas Unusa)