Surabaya – Manajemen keuangan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menjalankan bisnis, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Keberhasilan pengelolaan pada aspek ini akan berdampak pada keberlangsungan bisnis yang dijalankan. Di sisi lain, digitalisasi menjadi kunci menjalankan bisnis di era digital seperti saat ini.
Namun, kabar kurang menyenangkan hadir berkenaan dengan manajemen keuangan UMKM. Peelaku UMKM di RT 06 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Surabaya, masih memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah.
Pencataan keuangan bisnis dan pribadi masih dicampur adukkan. Padahal keteraturan pengelolaan keuangan memiliki pengaruh positif terhadap keberlangsungan bisnis yang dijalankan.
Salah satu hasil survey yang menyatakan bahwa sekitar 90% UMKM di Indonesia yang tidak bertahan lebih dari 5 Tahun disebabkan kurangnya pemahaman pada akuntansi. Permasalahan lain adalah kecakapan teknologi.
Terdapat sejumlah pelaku UMKM yang terintimidasi dengan hadirnya teknologi informasi karena rendahnya penguasaan atas teknologi itu sendiri. Pencatatan keuangan masih dilakukan di kertas yang rentan dengan kerusakan dan kehilangan. Fenomena tersebut mencuri perhatian dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Berbekal kolaborasi bidang Ilmu Manajemen, Akuntansi dan Sistem Informasi, tiga dosen dari Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEBTD) Unusa melakukan pengabdian kepada masyarakat tentang digitalisasi manajemen keuangan UMKM di kepada pelaku UMKM di RT.06 RW 6 Kelurahan Banyu Urip Surabaya, Sabtu (7/10).
Ada tiga dosen yang terlibat dalam pengmas kali ini yakni Endang Sulistiyani, Rachma Rizqina Mardhotillah dan Hidayatul Khusnah.
“Program pengabdian kepada masyarakat berupa digitalisasi manajemen keuangan UMKM ini dilakukan dengan menggabungkan literasi keuangan dan literasi digital,“ ucap Endang Sulistiyani selaku Ketua Tim Pengmas.
Program ini dimulai dengan pelatihan tentang literasi keuangan. Adapun digitalisasi digagas dengan pembangunan sistem informasi pencatatan arus kas yang dilengkapi dengan sosialisasi dan pelatihan penggunaan sistem.
Pengabdian masyarakat ini bersumber pada pendanaan hibah dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2023.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh para pelaku UMKM dengan antusias yang tinggi. Mereka sangat senang, karena dapat belajar tentang pengelolaan keuangan usaha mereka dengan gratis. Selain diberi pelatihan, peserta pengabdian masyarakat ini juga diberi kesempatan untuk mempraktikkan bagaimana cara menghitung keuangan usaha yang baik dan benar.
Tidak hanya itu, sistem informasi pencatatan arus kas yang diusulkan tim pengabdi juga dapat dimanfaatkan sebagai media digitalisasi manajemen keuangan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini membantu agar masyarakat terutama para pengelola UMKM dapat sadar teknologi serta memahami bagaimana mengelola keuangan dengan baik dan benar.
“Harapannya digitalisasi manajemen keuangan UMKM dapat terwujud secara menyeluruh melalui program pengabdian kepada masyarakat ini,“ ungkap Endang Sulistiyani. (***)