Surabaya – Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengedukasi kader juru pemantau jentik (Jumantik) di Desa Simo Angin-Angin, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo beberapa waktu lalu.
Edukasi itu untuk memanfaatkan ekstrak bunga talang untuk membasmi larva nyamuk aedes sp. Kegiatan itu diprakarsai Yauwan Tobing Lukiyono, Dini Setiarsih, Salfa Salsabilah Zain, Yuni Nur Malita Sari, Ngiluhtara Aditiya Putri, Elsya Octaviani Cantika Putri, Eva Rosa Dwi Febrianti. Mereka berasal dari Program Studi D4 Analis Kesehatan Fakultas Kesehatan (FKes).
Edukasi memanfaatkan bahan herbal untuk membasmi nyamuk ini dikatakan Yauwan Tobing selaku ketua tim, sangat penting dilakukan. Karena dengan bahan herbal, tidak akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Selama ini, kata Yauwan, masyarakat di desa itu masih menggunakan bahan kimia untuk membasmi nyamuk. Di mana itu mengantung abate 1% dan memang dikenal ampuh dalam membunuh larva nyamuk Aedes sp. Namun, dampak yang ditimbulkan dari bubuk Abate 1% ini juga dapat mencemari lingkungan apabila tidak digunakan dengan benar.
“Jadi mereka masih menggunakan larvasida sejenis pestisida yang biasanya berbentuk butiran atau briket yang digunakan untuk aplikasi pengendalian larva atau jentik nyamuk DBD maupun malaria. Larvasida kimia tersebut adalah Abate 1% yang mengandung bubuk temephos,” ujarnya.
Padahal kata Yauwan, ada banyak sekali bahan-bahan alam yang dapat berpotensi sebagai biolarvasida pengganti larvasida kimia. Salah satu bahan alam tersebut adalah bunga telang (Clitoria ternatea L.). Bunga telang merupakan taman pekarangan atau hias yang termasuk ke dalam golongan Famili Fabaceae, yang mana salah satu ciri dari Fabaceae adalah memiliki tipe buah polong yang biasanya tumbuh di area tropis.
Tanaman telang ini memiliki manfaat tidak hanya untuk antibakteri, antiparasit, dan antimikroba, tetapi sering dimanfaatkan untuk bidang kesehatan lainnya, karena kandungan yang tersimpan didalam bunga Telang yang banyak mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan unsur mikro.
Bunga telang mengandung senyawa metabolit sekunder jenis flavonoid dan tanin yang dapat berperan sebagai racun pencernaan dan pernapasan larva nyamuk Aedes sp. “Kami melatih jumantik agar nantinya bisa mengedukasi ibu-ibu dan masyarakat sekitar agar memanfaatkan bunga talang itu,” tukasnya.
Dari kegiatan ini, para jumantik yang berjumlah 20 orang itu semakin mengetahui pentingnya menggunakan bahan alami untuk membasmi jentik nyamuk tanpa merusak lingkungan sekitar. (***)