Surabaya – Sebanyak 2.154 mahasiswa baru Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tahun akademik 2023-2024 dikukuhkan, Selasa (12/9). Acara pengukuhan diisi dengan kuliah umum dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010-2014, Prof Dr. Ir. Mohammad Nuh DEA.
Mahasiswa baru yang dikukuhkan tersebut berasal dari 20 Program studi yang dimiliki Unusa, mulai dari prodi-prodi vokasi, akademik, profesi dan Program Studi Magister Keperawatan Terapan. Dari mahasiswa baru itu terdapat mahasiswa asing, yakni dari Timor Leste 8 mahasiswa dan dari Filipina 4 mahasiswa.
Selain pengukuhan mahasiswa baru, acara ini juga digabung dengan penerimaan program pertukaran mahasiswa dari kampus lain (inbond). Tahun ini sebanyak 61 mahasiswa dari 23 PTN-PTS kampus lain mengikuti kuliah di Unusa. Mereka akan belajar di sembilan program studi. Sementara itu, mahasiswa Unusa mengikuti pertukaran mahasiswa yang kuliah di kampus lain (outbond) tahun ini berjumlah 17 mahasiswa, sedang satu mahasiswa Unusa berhasil diterima dalam program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) di Hongaria.
Dalam laporannya Wakil Rektor I Bidang Kemahasiswaan dan Akademik, Prof Kacung Marijan, Ph.D., mengatakan bahwa terkait dengan Renstra UNUSA tahun 2023-2028, sejak tahun lalu Unusa telah menerima mahasiswa asing dan terus meningkatkan kerjasama dikawasan regional. “Tahun ini dari dua ribu lebih mahasiswa yang dikukuhkan ada 12 mahasiswa asing yang belajar di beberapa program studi. Sementara mahasiswa asal Indonesia bukan hanya dari Jawa Timur melainkan juga berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia,” katanya.
Sementara dalam sambutan pengukuhannya, Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie M.Eng, mengajak mahasiswa baru Unusa untuk belajar dan ikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan pimpinan perguruan tinggi, dekan atau program studi. “Tapi jangan lupa pula untuk aktif membangun jejaring dan mengikuti berbagai unit kegiatan kemahasiswaaan. Sebagai upaya untuk menyiapkan generasi rahmatan lil alamin, Unusa tidak hanya menuntut nilai akademik yang bagus tetapi juga di berbagai kegiatan non-akademik untuk memperkuat kamampuan soft-skil, dan juga menambah kemampuan ketrampilan lainnya. Karena itu, di Unusa kami sudah lama memberlakukan satuan kredit prestasi (SKP),” katanya.
Rektor juga menyampaikan bahwa terhitung mulai tahun tahun akademik sekarang ini, mahasiswa Unusa yang akan lulus dan menyelesaikan studinya akan memperoleh satu sertifikat kompetensi sesuai dengan program studinya secara gratis. Unusa telah menyiapkan sedikitnya 33 skema komptensi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah terlisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Indonesia (BNSP).
Rektor perlu menyampaikan di depan mahasiswa baru, untuk memotivasi mahasiswa baru bahwa Unusa bukanlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang biasa-biasa saja, tapi PTS yang luar biasa. “Dalam bidang akademik pada tahun ke-10 ini Unusa telah mencatatakan diri di peringkat pertama dalam capaian publikasi Scopus diantara perguruan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama dan seorang dosen di Unusa tercatata sebagai 2 persen dari sacientis dunia. Menurut Webometrik juli 2023, Unusa telah menempati urutan ke-9 dari PTS terbaik di Indonesia dan peringkat ke-38 dari seluruh PTS PTN di Indonesia,” katanya.
Pembelajar Sejati
Sementara dalam kuliah perdana yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010-2014, Prof Mohammad Nuh mengajak mahasiswa Unusa untuk menjadi pembelajar sejati sepanjang hayat. “Kita berada dalam zaman yang serba cepat. Dalam kehidupan yang makin kompleks rasanya tiap bidang butuh bantuan, karena memang sejatinya kita sebagai makhluk Tuhan diciptakan untuk saling membantu dan dibantu, termasuk soal belajar dan pengetahuan,” katanya dalam materi yang diberjudul “Becoming True Lifelong Learners”.
Nuh mengambil contoh tentang perkembangan artificial intelegen (AI) yang kini berkembang pesat dan begitu cepat, disegala bidang ilmu pengetahuan. Ke depan dalam berkembangannya, kata Nuh menekankan, jika kita tidak membuka diri dalam mind set dan belajar, maka kita akan tertinggal. “AI akan terus berkembang dengan kemampuan pikir manusia dalam mencari berbagai macam solusi yang bergerak cepat, karena itu sikap terpenting bagi Anda sebagai mahasiswa Unusa yang sedang dan akan memperdalam ilmu pengetahuan di berbagai program studi adalah menjadi pembelajar sejati (true learners), yang tidak akan pernah bosan untuk belajar,” katanya. (Humas Unusa)