Surabaya – Setelah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) sukses menerjunkan 1500 Pasukan Semut dalam peringatan 1 abad Nahdlatul Ulama (NU), Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia mempercayai dan menggandeng Unusa untuk menyukseskan program manajemen dan recycle sampah yang ada di Jawa Timur.
Regional Corporate Affairs Manager, Public Affairs Communications, and Sustainability (PACS) CCEP Indonesia, Armytanti Hanum Kasmito mengungkapkan, dipilihnya Unusa sebagai partner CCEP Indonesia dikarenakan, CCEP Indonesia memiliki pengalaman dengan Unusa terkait manajemen sampah, yakni pasukan semut saat harlah satu abad NU.
“Kami melihat bisa menjadi awalan yang bagus untuk dikembangkan dan diperluas programnya, sehingga penerima manfaatnya bisa menjadi lebih luas. Kemarin kita praktik memungut sampah dan bersih-bersih sampah, sementara di sisi lain, cara edukasinya terhadap adik-adik mahasiswa bisa diperkuat. Selain mereka memiliki pengalaman dalam pengelolaan sampah, pengetahuannya juga bisa mereka dapatkan,” ungkapnya di Auditorium lantai 9 Tower Unusa Kampus B dalam acara Brave ke-3 Global Engagement Nahdlatul Ulama University of Surabaya (Genus), Senin (21/08).
Hanum menambahkah, kaitannya dengan kapasitas yang CCEP Indonesia miliki, fokus utamanya adalah pada pengelolaan sampah. Namun, penting untuk dicatat, bahwa dukungan yang CCEP tawarkan dapat diadaptasi sesuai dengan fasilitas yang CCEP miliki dan berkolaborasi dengan kapasitas yang dimiliki oleh Unusa.
“Hal ini mencerminkan komitmen kami untuk menghadirkan solusi yang sesuai dan efektif dalam kerja sama ini. Dengan menggabungkan sumber daya dan kapasitas kedua belah pihak, kami berharap dapat menciptakan hasil yang positif dan berdampak luas dalam upaya pengelolaan sampah dan keberlanjutan,” ungkapnya.
Hanum mengungkapkan, CCEP Indonesia memberikan dukungan dalam mengelola sampah plastik, mengacu pada kemampuan CCEP terkait memproduksi sampah plastik berdasarkan berbagai pengalaman yang dimiliki di industri. Mereka percaya bahwa pengalaman tersebut memiliki potensi untuk memberikan dampak positif dan relevan bagi masyarakat.
“Kami berupaya untuk menangkap pengalaman kami dalam pengelolaan sampah plastik dan berbagi wawasan ini dengan masyarakat luas. Dengan cara ini, kami berharap dapat memberikan inspirasi kepada orang lain dan mendorong perubahan positif dalam cara pandang dan tindakan terkait masalah pengelolaan sampah plastik. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Unusa, karena dapat membantu memperluas dampak dari usaha dan membantu menciptakan perubahan yang lebih besar dalam lingkungan serta perilaku Masyarakat,” ungkapnya.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., mengungkapkan, setelah sukses berpartisipasi dalam kegiatan satu abad NU, yakni menerjunkan 1500 Pasukan Semut. Unusa dipercaya CCEP Indonesia dalam menyukseskan dan mengawal program manajemen dan recycle sampah yang ada di Jawa Timur, melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yakni kerjasama dalam bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia, akademik, dan pengabdian kepada masyarakat.
Lanjut Jazidie, perguruan tinggi memainkan peran yang penting dalam mempromosikan dan menerapkan praktik manajemen serta daur ulang sampah di masyarakat. Perguruan tinggi memiliki peran utama dalam memberikan pendidikan dan pelatihan kepada mahasiswa tentang pentingnya manajemen dan daur ulang sampah.
“Program pendidikan yang mencakup isu-isu lingkungan dan keberlanjutan dapat membantu mengedukasi generasi muda tentang dampak negatif dari pembuangan sampah yang tidak tepat dan cara mengatasinya. Selain itu, penelitian di perguruan tinggi dapat memberikan wawasan baru tentang teknologi dan metode terbaru dalam bidang daur ulang dan pengelolaan sampah,” ungkapnya.
Perguruan tinggi memiliki sumber daya untuk mengembangkan dan menguji teknologi baru dalam bidang daur ulang dan pengelolaan sampah. Inovasi seperti metode daur ulang yang lebih efisien atau solusi pengurangan limbah dapat membantu memecahkan tantangan lingkungan yang ada.
“Perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk membentuk budaya keberlanjutan dan menjadi agen perubahan dalam mengubah perilaku masyarakat terkait pengelolaan dan daur ulang sampah. Melalui pendidikan, riset, dan tindakan nyata, perguruan tinggi dapat berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ungkapnya. (Humas Unusa)