Jombang – Pemerintah Kabupaten Jombang bersama Dinas Lingkungan Hidup sedang menggiatkan dan mewujudkan Program Jombang Smart Environtment.
Ini sebagai kontekstualisasi dari spirit pilar pembangunan Indonesia 2045 dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dengan berperspektif lingkungan.
Hal itu juga sejalan dengan spirit agenda dari PBB dengan Sustainable Development Goals (SDGs), pada point 13 tentang penanganan perubahan iklim dan point 15 tentang menjaga ekosistem darat.
Sistem pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dapat memberi kontribusi bagi terwujudnya Smart City yang menjadi harapan dari pemerintah kabupaten Jombang, karena dengan pengelolaan sampah berwawasan lingkungan akan terciptanya lingkungan yang baik.
Bank sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. (Psl. 1 Permenlh No. 13 tahun 2012).
Bank sampah adalah system pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif di dalamnya.
Bank Sampah Terpadu (Bank SAHDU) adalah Kegiatan masyarakat, dalam pengolahan sampah yang berorientasi pada pengurangan sampah yang memberikan nilai manfaat ekonomi dengan adanya Kios sampah.
Bank Sampah Terpadu (Bank SAHDU) adalah gerakan masyarakat dalam mewujudkan Jombang Smart City dalam dimensi Smart Environment. Bank Sampah Terpadu (Bank SAHDU) adalah Bank Sampah yang terintegrasi melalui kegiatan masyarakat dan pemerintah, swasta, pondok pesantren dalam kawasan terpadu.
Bank Sampah Terpadu (Bank SAHDU) adalah Bank Sampah yang mengembangkan sistim digital dalam manajemen pengelolaan sampah.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar pengabdian masyarakat di semester ini (Maret-September 2023) ini. Pengmas ini menggagas keterpaduan 5 pilar pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan negara dalam hal ini Pemkab Jombang, masyarakat, swasta (CSR), ormas (pegiat lingkungan) serta Institusi Pendidikan dalam hal ini peran tersebut dipercayakan kepada Universitas Nahdlatul Ulama yang dimotori Agus Wahyudi, S.Sos.,M.Pd.
Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini mengatakan program Bank Sampah Terpadu pada 2023 semester ini beberapa desa dan pesantren yang menajdi sasaran kegiatan Bank Santri.
Di antaranya di Pondok Pesantren Tambakberas, Desa Pulolor, Desa Jombang, Desa Sambongdukuh, Desa Tambakrejo, Desa Mojokrapak, Desa Tampingmojo, Desa Pesantren, Tambakberas.
Juga ada di Desa Denanyar – Sungai Gude Denanyar, Tebuireng – Sungai Rejoagung dan Rejoso Peterongan Sungai Rejoagung.
“Melalui pelaksanaan PKM dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat yang sampai saat ini masih menjadi salah satu program pengelolaan sampah level hilir dalam proses pemilahan sampah,” ujarnya.
Metode yang digunakan adalah penyuluhan terkait penguatan kapasitas BumKal dengan harapan dapat menambah wawasan dan gambaran aktivitas yang bisa dilakukan untuk kolaborasi pengelolaan sampah tingkat desa dan pesantren.
Selanjutnya untuk menambah wawasan masyarakat dalam inisiasi bank sampah maka diberikan penyuluhan terkait tujuan dan manfaat bank sampah, proses pengelolaan bank sampah dan peran masyarakat dalam pembentukan bank sampah.
Selanjutnya dilakukan praktik pemilahan sampah, penimbangan sampah, dan pengelolaan pembukuan nasabah bank sampah. Semua kegiatan ini merupakan pengetahuan yang pertama kali diperoleh masyarakat untuk melakukan inisiasi bank sampah.
Hal yang sangat menggembirakan dari kegiatan PKM ini adalah diperoleh income yang dapat dimanfaatkan oleh pesantren dan skup yang paling kecil rumah tangga untuk dapat menikmati secara ekonomis (finansial) sebagai other income bagi kebutuhan rumah tangga.
Di sisi lain, ada reward bagi nasabah bank santri yang aktif mendaapatkan voucher untuk berbelanja sembako dengan harga murah dimana hal tersebut mendapatkan support dari CSR sebagai sponsorship dari kegiatan PKM ini. (***)