Surabaya – Critical Thinking (berpikir kritis) harus diajarkan dan ditanamkan para dosen pada mahasiswanya. Karena itu akan mendidik mahasiswa untuk bisa berpikir kritis ke depannya.
Hal itu diungkapkan Prof Ronald A Lukens-Bull, seorang Antopolog dari University of North Florida,USA saat acara 2nd International Conference on Applied Sciences, Education and Technology (iConASET) “Entering Society 5.0 : Tramsformation anf Efforts’ di Kampus B Unusa, Selasa (1/8).
Dikatakan Prof Ronald, di zaman sekarang ini berpikir kritis dan berani bertanya harus terus ditancapkan pada diri mahasiswa dan anak-anak muda.
“Jangan anggap mereka itu berbeda apa lagi salah, karena sudah berpikiran kritis. Justru kalau belum berpikiran kritis harus ditanamkan,” katanya dalam bahasa Indonesia yang sangat fasih.
Critical thinking menjadi salah satu pokok bahasannya ‘soft skills in the Indonesian Contex’. Dikatakannya selama ini tidak banyak dosen atau guru yang mengajarkan critical thinking itu. Karena itu memang tugas berat seorang dosen atau guru. “Kalau sudah punya critical thinking nantinya akan muncuk kreativitas,” ungkapnya.
Kreativitas yang muncul dari diri mahasiswa kata Prof Ronald tidak boleh dibatasi. Dosen tidak juga terpaku pada satu hal. Semisal, menugaskan mahasiswa membuat makalah 5 halaman. Namun mahasiswa menawar tidak membuat makalah dan menggantinya dengan video selama 15 menit.
“Dosen harus bisa menyikapi itu. Jangan dosen tidak siap dengan jawaban-jawabannya. Harus menghargai kreativitas anak,” tuturnya. (***)