Surabaya – Dosen Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FKK Unusa) mengajak dosen dan mahasiswa dari Naresuan University Thailand, mengunjungi Griya Werda di Jambangan Surabaya beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, mahasiswa dan dosen dari kampus di Thailand itu sedang melakukan kunjungan ke Unusa untuk program kerjasama.
Dosen FKK Unusa, yakni Chilyatiz Zahroh, Nur Ainiyah, Iis Noventi dan Nunik Purwanti sengaja mengajak mahasiswa dan dosen Thailand itu ke Griya Werda, karena selama ini panti jompo itu menjadi binaan para dosen. Sering kali para dosen melakukan pengabdian masyarakat di tempat itu.
Dalam kesempatan itu, ketua tim pengabdian masyarkat FKK Unusa, Chilyatiz Zahroh atau Titis menunjukkan para para tamunya bagaimana lansia atau lanjut usia di Griya Werda itu bisa hidup sehat dan bahagia walau tidak berada di tengah-tengah keluarganya.
“Kita membina lansia di Griya Werda ini secara berkesinambungan. Kita lakukan kombinasi atau perpaduan antara mind-body dan spiritual,” kata Titis.
Dalam konsep spiritual ada tiga komponen penting yang selalu ditekankan pada lansia yakni aqidah, ibadah dan akhlaq. Untuk aqidah dengan meyakini dan memastikan identitas agama lansia, sehingga jelas rangkaian ibadah yang dilakukan serta menyiapkan jika lansia-lansia meninggal dunia (tata cara pemulasaraan jenazah berbeda di setiap agama).
Kedua yakni ibadah. Ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keyakinan, dalam Islam dalam bentuk sholat, zakat, puasa, haji dan dzikir. Islam memberikan kemudahan untuk melaksanakan ibadah, misal lansia yang tidak bisa berdiri dapat melaksanakan sholat dengan duduk maupun berbaring.
Ketiga adalah akhlaq. Diajarkan pada lansia bagaimana berbuat atau perilaku yang baik kepada sesama manusia dan lingkungan. “Misal, senyum kepada tetangga, menyapa tetangga, berbagi makanan, sedekah, tidak mudah marah dan lainnya,” tuturnya.
Kombinasi spiritual (dzikir) – mind (pikiran) – body (fisik) lansia melakukan kegiatan yoga sambiil duduk di kursi dan berdzikir. “Alhamdulillah untuk mengingat dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan selama ini,” ungkap Titis.
Selain itu, biasanya, tim dosen menggelar boarding game yang memaksa koordinasi gerak tubuh dan pikiran lansia untuk memukul balon sehingga sampai kepada teman yang ada di depannya. Hal ini melatih lansia untuk mengenal warna balon, motorik kasar memukul dan koordinasi.
Tim dari Naresuan University nampak kagum dengan apa yang dilakukan tim dosen Unusa di Griya Werda itu. Lansia yang ada di panti itu diakui tim dari Thailand bisa mendapatkan banyak pengetahuan karena dibina oleh Unusa, salah satunya.
“Kalau di Thailand, mereka harus bayar tinggal di panti, karena panti jompo kelola oleh swasta,’ tandas Titis. (***)