dr. Warda El Maida Rusdi,M.Ked.Trop – Dosen Fakultas Kedokteran (FK)
PADA 25 April 2023 lalu, dunia memperingati Hari Malaria se-dunia. Malaria, salah satu penyakit daerah tropis yang pernah menjadi masalah kesehatan serius di berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium dan ditularkan nyamuk spesies Anopheles sp.
Penyakit ini pertama kali mewabah di Indonesia pada 1950-an. Parasit Plasmodium diketahui terbagi menjadi 5 spesies dengan masa inkubasi yang berbeda-beda, yaitu P. falciparum (masa inkubasi 9-14 hari), P. vivax (12-17 hari), P. ovale (16-18 hari), P. malariae (18-40 hari), P. knowlesi (10-12 hari).
Dari kelima spesies tersebut, P. falciparum merupakan parasit yang menyebabkan malaria berat. (Kemenkes RI, 2013) Hingga saat ini, seluruh dunia bekerja sama untuk mengeliminasi penyakit ini melalui program Sustainable Development Goals di mana program tersebut memiliki 4 tujuan utama yang harus dicapai pada 2030, antara lain
1. Mengurangi kejadian kasus Malaria setidaknya 90% pada 2030.
2. Mengurangi angka kematian Malaria setidaknya 90% pada 2030.
3. Menghilangkan Malaria setidaknya dari 35 negara pada 2030.
4. Mencegah kemunculan kasus baru Malaria di semua negara yang telah mencapai status eliminasi penyakit Malaria atau Bebas Malaria. (WHO, 2023)
Di Indonesia sendiri, menurut data terakhir yang dibuat oleh Kemenkes per 19 Desember 2022, penyebaran kasus Malaria masih banyak ditemui di Indonesia bagian timur, terutama pada Pulau Papua.
Jumlah kasus Malaria yang tercatat sebanyak 399.666 kasus, lebih rendah daripada jumlah kasus yang ditemukan pada 2021 yang berjumlah 304.607 kasus.
Beberapa upaya telah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi dan mengendalikan penyebaran penyakit ini, mulai dari melakukan perluasan penemuan dini kasus, pengendalian vektor, penyediaan obat malaria, hingga sosialisasi terkait Malaria kepada masyarakat.
Kita juga harus memwaspadai penyakit ini dengan memperhatikan beberapa gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini, seperti demam tinggi (>37,5 ºC), mual muntah, sakit kepala, menggigil, diare, dan penyakit kuning (Yaya et al., 2017). Jika melakukan perjalan ke daerah endemis Malaria, maka usahakan untuk menggunakan pakaian terang dan panjang sehingga dapat menutupi seluruh bagian tubuh.
Sebelum tidur, gunakan losion anti nyamuk dan jika memungkinkan pasang kelambu pada tempat tidur sehingga dapat meminimalisir digigit oleh nyamuk. Jika merasa atau menemukan gejala yang telah dijelaskan sebelumnya, maka segeralah untuk pergi ke pelayanan kesehatan agar mendapatkan penanganan lebih cepat. (***)