Surabaya – Mengangkat tema ‘Memahami Qur’an di Zaman Digital’, Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya (Unusa)http://unusa.ac.id menggelar acara Peringatan Nuzulul Qur’an sekaligus buka bersama di Auditorium Tower Unusa, Kamis (13/4). Tauziah menghadirkan Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla. Acara ini dibuka dengan tampilan shalawat oleh Tim Banjari Unusa, hadir segenap civitas akademika Unusa.
Dalam tausiahnya, KH Ulil mengajak untuk berdakwah bil hikmah, karena kita tidak bisa mengesampingkan fakta bahwa apa yang kita sampaikan hanya diketahui oleh satu golongan atau kelompok saja. Di era digital ceramah atau tausiah mudah direkam dan disebarkan kepada siapa saja, jika apa yang disampaikan kemudian menyinggung kelompok lain atau agama tertentu, maka akan menjadi persoalan. Intinya, saat ini umat muslim perlu memberikan pemahaman agama dengan cara sabar dan mawas diri agar tidak menimbulkan masalah di era serba digital saat ini.
“Apalagi setiap ayat Al-qur’an itu memiliki kaitan yang nyata dalam kehidupan saat ini, oleh karena itu setiap kejadian erat kaitannya dengan apa yang difirmankan Allah dalam Al-qur’an. Itulah sebabnya dalam menyampaikan dan mengajak dalam hal kebaikan kepada sesama manusia harus mengandung bujukan, bil hikmah, tidak dengan memerintah,” pesan KH Ulil.
Dikatakannya, di zaman saat ini sulit untuk mempertahankan iman, karena disebabkan hampir sebagian besar kehidupan manusia modern dipengaruhi oleh platform digital, seperti media sosial yang bebas menyampaikan pendapat dan mempengaruhi pola pikir seseorang.
“Banyak sekali pertanyaan yang menyangkut agama kita dan kebanyakan apa yang disampaikan melalui media itu berbau menyudutkan, apalagi persebaran adanya media saat ini begitu cepat dan meluas,” ucapnya.
KH Ulil melanjutkan, saat ini yang paling dominan adalah kebudayaan bangsa barat yang berkembang dan dibentuk oleh pengalaman orang-orang barat, dimana kebudayaan tersebut mendominasi keragu-raguan dan mencurigai agama Islam. Skeptisisme ini muncul melalui tontonan perihal keagamaan yang dapat diperoleh melalui tontonan digital.
“Sehingga yang menjadi tantangan muslim saat ini adalah kita sebagai umat manusia mudah dilihat banyak orang. Di era lama, kita berbicara atau berpendapat itu tidak banyak orang tahu, tapi sekarang sebagai orang beragama kita perlu hati-hati karena mudah menjadi tontonan dan diawasi, apalagi budaya modern saat ini yang semangatnya tidak suka dengan agama,” tuturnya.
Sementara Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, dalam sambutannya mengatakan, peringatan Nuzulul Qur’an yang diselenggarakan Unusa pada hakikatnya merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menurunkan kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia sehari-hari sekaligus sebagai kekuatan pemersatu umat muslim utamanya pada era digitalisasi saat ini.
“Zaman sekarang digitalisasi sudah menguasai hampir seluruh aktivitas manusia saat ini. Dampak digital memiliki pengaruh kuat bagi kehidupan, maka dari itu tiap individu perlu memiliki pegangan nilai dalam menghadapi setiap permasalahan kehidupan dan pegangan kita sebagai umat muslim adalah kitab suci Al-Qur’an,” tuturnya. (Humas Unusa)