RS Sumberglagah Akan Jadi RS Pendidikan Satelit FK Unusa

Surabaya Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa) menjadikan Rumah Sakit Sumberglagah Mojokerto sebagai Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Satelit.

Kerjasama ini semakin diperkuat dengan kehadiran tim dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang melakukan visitasi ke rumah sakit tersebut, Selasa (7/3/2023) lalu.

Selama ini RS Sumberglagah menjadi rumah sakit yang menjadi salah satu tempat belajar dam praktik mahasiswa FK Unusa. Karena itulah, akhirnya Kemenkes RI mengeluarkan surat penunjukan agar RS itu menjadi salah satu RSP Satelit FK Unusa.

“Kami berterima kasih sekali. Sehingga mahasiswa kami bisa memiliki banyak tempat untuk belajar. Semakin banyak belajar, semakin banyak ilmunya,” ujar Wakil Dekan III FK Unusa dr Hotimah Masdan Salim, PhD, Jumat (24/3/2023).

RS Sumberglagah selama ini dikenal sebagai RS khusus untuk penyakit kusta sehingga memang menangani pasien secara spesifik. FK Unusa sendiri memang mencari RS yang fokus menangani pasien di satu penyakit tertentu.

“Kusta jarang kita temui di rumah sakit di kota. Di RSI Surabaya Jemursari yang selama ini menjadi Rumah Sakit Pendidikan Utama FK Unusa juga tidak menemui pasien dengan kusta. Nah, untuk belajar tentang penyakit itu, kita ke RS Sumberglagah. Dan Kita senang bisa menjadi mitra ini,” tambah dr Hotimah.

Karenanya, FK Unusa mendukung penuh RS Sumberglagah untuk menata diri sebagai RSP Satelit. “Karenanya kami berdiskusi dengan tim RS Sumberglagah apa yang bisa kami bantu agar rumah sakit itu bisa menjadi RSP Satelit berjalan lancar. Kita mendukung dan membantu apa yang dibutuhkan,” tandas dr Hotimah.

RSP Satelit bagi sebuah fakultas kedokteran sangatlah penting. Hal itu untuk melengkapi pengetahuan akan kasus atau penyakit yang tidak ditemukan di RSP Utama.

“Bahkan, RSP Satelit kita tidak hanya satu, tapi akan ada banyak. RSI Surabaya Ahmad Yani, RS Nyai Ageng Pinatih dan sebagainya. Kita akan memiliki banyak RSP Satelit terutama yang spesifik penanganan akan satu penyakit,” jelasnya. (***)