Siska Nurul Abidah, SST., M.Tr. Keb – Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK)
USIA dini adalah usia yang masuk dalam periode kritis bagi perkembangan anak. Saat usia dini diperlukan suatu stimulasi untuk merangsang berbagai aspek perkembangan.
Tetapi sebagian orangtua masih mengabaikannya karena kurangnya informasi bagaimana cara dan pentingnya memberikan stimulasi anak sejak usia dini yang bisa dilakukan sendiri di rumah.
Stimulasi dini merupakan rangkaian kegiatan yang tujuannya untuk memberikan rangsangan kepada anak sehingga membentuk kemampuan perkembangan dasar tumbuh kembang yang optimal.
Perkembangan anak dipengaruhi oleh keadaan dengan malnutrisi kronis berat, stimulasi dini yang kurang adekuat, kekurangan yodium dan anemia defisiensi besi.
Deteksi dini perkembangan perlu dilakukan secara rutin pada anak usia 3 –12 bulan dengan menggunakan KPSP sesuai usia anak. Deteksi dini perkembangan dapat menemukan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin.
Hal ini didukung oleh penelitian Soedjatmiko tahun 2016 mengatakan terdapat pengaruh pemberian stimulasi orangtua dengan perkembangan anak. Ibu adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya dari lahir sampai dewasa.
Kemampuan orangtua dalam melakukan stimulasi harus sesuai tahap perkembangan karena menjadi hal utama jika orangtua menginginkan anaknya untuk tumbuh optimal dan tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangannya seperti menerapkan stimulasi motorik, stimulasi kognitif, dan mengasah stimulasi berbahasa serta berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Sehingga pemberian stimulasi diawal atau sejak dini yang diberikan oleh orangtua memberikan dampak positif yaitu perkembangan bahasa dan memori anak, meningkatkan kesiapan anak dalam sekolah dan membantu anak untuk memaksimalkan potensi dalam hidup mereka. (***)