Surabaya – Dalam momen wisuda dan pelantikan kali ini terpilih dua wisudawan terbaik, masing-masing atas nama Nisa Wahyu Dika Mila Sari dari Profesi Ners dengan indeks prestasi kumulatif 4,00 dan Ayu Slatim Maifanda dari Prodi D4 Analis Kesehatan dengan IPK 3,94.
Di luar nama tersebut ada empat wisudawan terbaik dari Profesi Ners yang berhasil mendapatkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00. Keempat wisudawan selain Nisa Wahyu Dika Mila Sari adalah Nikmatul Kamalia, Cindy Mora Priszyllia, dan Jamilatul Insyiroh. Mereka berhasil menyelesaikan masa studi profesinya tepat waktu, dalam kurun waktu satu tahun.
Saat berbagi pengalaman, Jamilatul menceritakan bahwa mengerjakan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA) sebagai tugas akhir dalam studi Profesi Ners, serta menjalani praktek profesi di beberapa rumah sakit, merupakan suatu tantangan yang harus mereka jalani dalam mencapai kelulusan. Bijak dalam menyeimbangkan waktu untuk fokus pada bidang akademik maupun non akademik termasuk salah satu tips lulus tepat waktu sesuai harapan.
“Tantangan utama selama kuliah sebenarnya adalah pembagian waktu. Kita harus pintar membagi waktu antara praktek, belajar untuk berbagai ujian, dan juga mengerjakan KIA supaya tidak mengulur waktu untuk bisa lulus,” ucap Jamilatul saat ditemui.
Sedang menurut Nisa Wahyu, selain manajemen waktu, motivasi dalam segera menyelesaikan KIA juga penting. Ia memperolehnya dari dorongan orang sekitar. Dukungan orang tua dan melihat ambisi teman sekitar merupakan suatu motivasi yang berpengaruh besar. Nisa selalu menempatkan dirinya untuk fokus dengan tanggung jawab yang ia jalani selama proses studi.
Lain lagi yang dialami Nikmatul dan Cindy. Dikatakan mereka berdua menjalani praktek semasa pandemi merupakan tantangan berat yang harus mereka lalui dalam berjuang mendapatkan gelar Ners. “Semasa praktek banyak sekali yang harus kita lakukan seperti adaptasi peralihan ketika masa pandemi, harus melakukan tes PCR ataupun swab setiap akan memulai praktek, hingga harus menggunakan APD. Ini kami jalankan sebagai upaya untuk keamanan bersama,” ucap Cindy.
Nikmatul menjelaskan, pembelajaran materi disampaikan seutuhnya secara daring dan tidak ada praktek langsung di laboratorium, sehingga perlu pengaplikasian mandiri ketika berlangsungnya praktek profesi di rumah sakit.
“Pembelajaran awal profesi ners itu disampaikan seutuhnya secara daring karena pandemi, dan belum pernah praktek secara langsung di laboratorium. Jadi kita harus menguasai materi yang diberikan secara teori selama pandemi dan harus diaplikasikan secara langsung tanpa praktek laboratorium sebelumnya,” pungkasnya. (***)